Terowongan ini diduga digunakan oleh pasukan Inggris untuk melarikan diri atau mengirimkan pasokan logistik tanpa terdeteksi musuh.
Meskipun keberadaan terowongan ini belum pernah dibuktikan secara ilmiah, mitos tentang lorong bawah tanah ini semakin menambah kesan misterius dari benteng ini.
Beberapa warga lokal bahkan mengaku pernah menemukan pintu masuk ke terowongan tersebut, namun mereka dihantui oleh perasaan berat dan suara-suara aneh yang memaksa mereka untuk mundur.
Salah satu cerita paling terkenal yang beredar di kalangan masyarakat adalah tentang penampakan seorang wanita Belanda yang mengenakan gaun abad ke-18.
BACA JUGA:Mengungkap Tabir Mistis di Balik Kamar 308, Apa Benar ada Nyi Roro Kidul? Cek Faktanya!
Sosok ini sering terlihat berjalan di sekitar area benteng, terutama di malam hari. Banyak yang percaya bahwa dia adalah istri seorang perwira Inggris yang tewas selama konflik di masa penjajahan.
Ada pula yang mengatakan bahwa dia adalah salah satu korban dari tragedi cinta yang berakhir dengan kematian.
Cerita tentang wanita ini sering kali menarik perhatian wisatawan yang penasaran dengan dunia supranatural, menjadikan benteng ini sebagai salah satu destinasi favorit bagi pemburu pengalaman mistis.
Tak hanya itu, beberapa pengunjung melaporkan pengalaman aneh lainnya, seperti perubahan suhu yang tiba-tiba, suara pintu berderit, hingga aroma bunga melati yang muncul tanpa sumber yang jelas.
BACA JUGA:Simak! Mengungkap Misteri Pabrik Gula Colomadu Tempat yang Menyimpan Kisah Kelam dan Keangkeran
Fenomena-fenomena ini sering dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus atau energi yang tertinggal dari masa lalu.
Meskipun beberapa orang mencoba menjelaskan kejadian-kejadian ini dengan alasan ilmiah, seperti pengaruh arsitektur tua atau akustik unik dari benteng, tetap saja cerita-cerita mistis ini sulit diabaikan.
Di sisi lain, Benteng Marlborough juga menjadi tempat yang penuh nilai sejarah. Sebagai salah satu benteng Inggris terbesar di Asia Tenggara, bangunan ini dirancang dengan gaya arsitektur yang mencerminkan kekuatan kolonial Inggris.
Dengan bentuk menyerupai kura-kura, benteng ini dilengkapi dengan bastion di keempat sudutnya, memberikan perlindungan maksimal dari serangan musuh.
Namun, di balik kemegahannya, benteng ini menjadi saksi dari berbagai konflik antara Inggris, Belanda, dan penduduk lokal.