PALEMBANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan mengungkapkan kabar baik terkait wabah penyakit jembrana pada tahun 2024.
Setelah beberapa tahun menjadi masalah utama di sektor peternakan, kasus penyakit yang menyerang sapi bali ini mengalami penurunan drastis.
Pada tahun ini, hanya tercatat 6 kasus yang ditemukan di wilayah Musi Rawas Utara (Muratara), sebuah angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan 159 kasus pada tahun 2021.
Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Efendi, menjelaskan bahwa wabah jembrana telah menunjukkan penurunan signifikan, dari 47 kasus di 2023 menjadi hanya 6 kasus pada tahun ini.
BACA JUGA:Makanan Berkuah Hangat Cocok Saat Cuaca Dingin Yuk Cobain Resep Sup Ayam Spesial!
“Kami sangat bersyukur karena penurunan ini berkat kerja keras bersama, termasuk pengawasan yang lebih ketat dan vaksinasi yang terus dilakukan,” ujar Ruzuan.
Jembrana adalah penyakit menular akut yang menyerang sapi bali, ditandai dengan gejala seperti demam tinggi, diare berdarah, hingga perdarahan kulit. Meski hanya menyerang sapi bali, penyakit ini tetap menjadi perhatian serius bagi peternak di Sumsel, yang dikenal sebagai daerah endemik penyakit ini.
BACA JUGA:Kelulusan Peserta, Prestasi Peserta Itu SendiriUntuk menjaga tren penurunan ini, DKPP Sumsel terus mengingatkan masyarakat dan pemilik ternak agar tetap waspada terhadap penyakit-penyakit lainnya yang bisa mengancam kesehatan hewan, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta rabies.
Pada 6 November 2024, DKPP mengeluarkan surat edaran (SE) ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel untuk memperkuat pengawasan terhadap kesehatan ternak. (Reza20)