Tawaduk Thinking

Sabtu 09 Nov 2024 - 19:15 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

BACA JUGA:Yuk Cobain Resep Rujak Cingur Khas Surabaya Sekarang

Kelemahan dalam membuat esai kelihatannya sepele. Tidak menyangkut ilmu dasar pilihan akademisnya. Tapi mereka yang pintar-pintar itu toh gagal di esai dalam tes masuk UC Berkeley.

Padahal mereka sudah dilatih khusus untuk membuat esai. Satu bulan penuh. Menjelang tes masuk. Toh gagal.

Diskusi kian menarik. Mengapa kegagalan itu terjadi. Ketemulah penyebab di hulunya. Anda pun sudah tahu penyebab di hulunya itu: tidak dimilikinya critical thinking.

Anda bisa tidak setuju. Anda bisa bilang penyebabnya bukan itu. Sayangnya Anda tidak terlibat dalam diskusi sehingga tidak terekam di sini.

BACA JUGA:Rasanya Yang Khas, Yuk Cobain Resep Susu Kedelai Jahe Yang Bisa Menghangatkan Tubuh Ketika Hujan Turun!

Kalau benar penyebabnya ketiadaan critical thinking maka alangkah sulitnya mengatasinya. Tidak bisa dengan ''pendidikan singkat satu bulan''. Pun tiga bulan.

Di Amerika critical thinking itu sudah menjadi bagian dari pendidikan. Sejak SD. Critical thinking bukan dianggap kemasan. Yang bisa dibungkuskan belakangan --dengan dicarikan bungkus plastik, kertas bekas atau daun pisang.

Gejala ketiadaan critical thinking itu bisa terlihat di kelas: begitu sedikit siswa yang berani bertanya kepada guru. Dan guru begitu pelit memberikan rangsangan kepada siswa untuk berani bertanya.

Ini juga disinggung saat kami diskusi dengan Prof Dr Djodji Anwar di lab teknik mesin di UC Berkeley. Ia pernah diundang mengajar di kelas sekolah Indonesia. Ia melihat gejala itu.

BACA JUGA:Yuk Guys Cobain Resep Oseng Kacang Panjang dengan Sawi Putih Tumisan Praktis!

"Kalau kelas lagi ribut dengan siswa yang bicara antar mereka sendiri gampang membuat mereka diam. Ajukan permintaan: siapa yang mau bertanya? Kelas akan kembali sunyi. Semua diam. Tidak ada yang berani bicara, takut dikira akan bertanya," ujar Anwar.

Siapa Djodji Anwar Anda bisa lihat Disway 6 November 2024: Anwar Berkeley.

Prof Dr Sutiman di Universitas Brawijaya Malang, juga sama. Doktor nano biologi dari Jepang itu sampai punya cara sendiri untuk membuat mahasiswanya berani bertanya: bertanya apa pun nilai akhir semesternya ditambah.

Tetap langka. Ada, tapi langka. Sudah telanjur tidak diciptakan iklim critical thinking sejak SD, SMP dan SMA.

BACA JUGA:AHM Belum Umumkan Harga Motor Listrik Icon e: dan CUV e:, Ini Alasannya!

Kategori :

Terkait

Sabtu 23 Nov 2024 - 15:32 WIB

Tidak Terima Suap dan Politik Dinasti

Sabtu 23 Nov 2024 - 15:27 WIB

Mau Berubah?

Jumat 22 Nov 2024 - 20:12 WIB

Perkuat Tugas dan Fungsi Saber Pungli