Jalur pendakian K2 dikenal sangat teknis, dan para pendaki sering kali harus melewati dinding es curam dan medan berbatu.
Badai yang mendadak dan suhu ekstrem sering menyebabkan pendaki kehilangan nyawa, baik karena hipotermia maupun cedera akibat jatuh.
BACA JUGA:Wisata Papua yang Sangat Mempesona, Menyelami Keindahan Alam dan Keanekaragaman Budaya!
Selain itu, kurangnya jalur yang jelas membuat banyak pendaki tersesat, memperburuk risiko selama pendakian.
Nanga Parbat: Gunung yang Mematikan
Nanga Parbat, terletak di Pakistan, adalah gunung tertinggi kesembilan di dunia dengan ketinggian 8.126 meter. Dikenal sebagai "Gunung Pembunuh", Nanga Parbat memiliki tingkat kematian sekitar 22%.
Keindahan alamnya yang menakjubkan menyembunyikan bahaya yang mengintai para pendaki.
Salah satu tantangan utama di Nanga Parbat adalah dinding Rupal, dinding terjal yang menjulang tinggi dan sangat teknis.
BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Alam Indonesia, 10 Wisata Air Terjun Terpopuler!
Pendaki harus menghadapi risiko longsoran salju, dan cuaca yang buruk sering datang tanpa peringatan. Banyak pendaki yang tidak siap menghadapi kondisi ekstrem ini, sehingga berakhir dengan tragedi.
Faktor Penyebab Tingginya Angka Kematian
Beberapa faktor penyebab tingginya angka kematian di gunung-gunung ini mencakup:
Cuaca Buruk: Banyak gunung memiliki cuaca yang tidak menentu, dengan badai salju dan angin kencang yang tiba-tiba. Pendaki sering kali terjebak tanpa perlindungan yang memadai.
Medan yang Sulit: Rute pendakian sering kali sangat teknis, memerlukan keterampilan pendakian yang tinggi. Kegagalan dalam mengatasi tantangan ini dapat berakibat fatal.
BACA JUGA:5 Tempat Wisata di Cibinong, Air Terjun Curug Ciherang Suaranya Bergemuruh tapi Membuat Hati Tenang
Akklimatisasi: Pendaki harus beradaptasi dengan ketinggian, tetapi kadang-kadang mereka mengabaikan pentingnya aklimatisasi yang benar, yang dapat menyebabkan penyakit ketinggian.