KORANPAGARALAMPOS.CO - Memasuki akhir tahun 2024, PT Chery Sales Indonesia (CSI) menegaskan komitmennya untuk tidak menggunakan strategi diskon besar-besaran hanya untuk mendongkrak penjualan di akhir tahun.
Langkah ini diambil untuk menjaga citra merek dan nilai produk yang ditawarkan oleh Chery.
Rifkie Setiawan, Head of Brand Department CSI, menyatakan bahwa diskon yang terlalu besar dapat membawa dampak negatif, baik bagi merek itu sendiri maupun bagi persepsi konsumen.
Menurut Rifkie, diskon dapat menjadi pedang bermata dua.
BACA JUGA:Inilah 10 Mobil Terlaris di China, Nomor 1 BYD, Tesla Merosot ke Posisi Lima
BACA JUGA:Chery Buka Suara Soal Kendala Mobil PHEV di Indonesia, Ini Penjelasan Lengkapnya!
"Kalau kami jujur, kami tidak akan bermain dengan cara itu," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa strategi diskon memang sering digunakan oleh banyak merek untuk menarik perhatian konsumen, tetapi jika tidak dikelola dengan bijak, hal tersebut justru bisa menjadi bumerang.
"Diskon itu rumit. Jika terjebak, bisa berbahaya," tegas Rifkie.
Salah satu risikonya adalah terjadinya eskalasi harga yang tidak terkendali.
BACA JUGA:Inilah Wujud Asli dari Suzuki eVitara, Mobil Listrik Pertama Suzuki yang Segera Hadir!
BACA JUGA:BYD Denza D9 Mobil Listrik Premium Meluncur di Thailand, Kapan di Indonesia?
Ketika diskon diberlakukan terus-menerus, harga produk yang tadinya stabil bisa turun drastis, sehingga konsumen menjadi terbiasa membeli produk dengan potongan harga.
Fenomena ini dapat merusak harga pasar dan mengurangi daya tarik produk tersebut.
Lebih lanjut, Rifkie menyampaikan bahwa pemberian diskon yang berlebihan bisa merusak citra merek.