BACA JUGA:Wajib Dikunjungi, Ini 3 Daya Tarik Wisata Gunung Mutis yang Memukau
Tujuan dari pembangunannya adalah selain untuk mempercantik wajah kota, juga sekaligus menjadikan Batu Satam sebagai ikon Belitung.
Sebab diseluruh penjuru nusantara, meteorit unik itu hanya terdapat di Pulau Belitung.
Proses Terjadinya Batu Satam
Batu Satam yang memiliki warna hitam dan teksturnya yang berurat – urat ini terjadi karena adanya meteorite yang menghantam permukaan bumi yang menyebabkan batuan di permukaan bumi meleleh akkibat panas dari tumbukan tersebut.
BACA JUGA:Masjid At-Thohir Menjadi Destinasi Wisata Religi Di Kota Depok
Batuan yang meleleah tersebut muncrat dan berhamburan. Cipratan dari batuan yang melelah itu lalu jatuh kembali ke permukaan bumi dan membentuk butiran gelas yang tidak mempunyai struktur kristal (amorph) karena pendinginan yang sangat cepat. Itulah tekti batu satam.
Testur berurat dan berlubang – lubang pada batu satam disebabkan karena proses pendinginan yang terjadi sangat cepat yang menyebabkan gelembung – gelembung gas di dalamnya terlepas.
Selain itu, lubang – lubang pada batu satam juga dapat dihasilkan karena gas yang terjebak di bagian dalam batu yang membeku itu tapi kemudian sisi luarnya rusak karena proses erosi.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Pantai Kebanggaan Masyarakat Banda Aceh: Pantai Ulee Lheue
Tugu Batu Satam di malam hari Kandungan Batu Satam Orang Belanda Batu Satam disebut sebagai Billitonite.
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa batu ini khas dari Billiton atau Pulau Belitung.
Billitonite rata – rata berbentuk membulat dengan permuka tidak rata dan berurat, secara kimiawi tersusun atas senyawa silica (SiO2) dan dikategorikan sebagai tektites (tektit).
Tektit juga kaya dengan oksida – oksida potassium (K), Kalsium (Ca), dan Aluminium (Al).
BACA JUGA:Wajib Dikunjungi! Inilah Pesona Wisata Di Aceh Pantai Lhok Mee
Batu Satam kerap kali dipakai menjadi sebagai hiasan cincin, kalung dan sebagainya.