KORANPAGARALAMPOS.CO - Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Bergolak, Kisah di Balik Penutupan Bandara Komodo
Gunung Lewotobi sebuah gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur baru-baru ini menjadi sorotan publik akibat aktivitas vulkaniknya.
Secara geografis Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak kembar yang terkenal Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan.
Dalam beberapa hari terakhir Lewotobi Laki-Laki mengalami erupsi yang berdampak cukup signifikan termasuk penutupan sementara Bandara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Artikel ini akan mengulas secara rinci fakta-fakta menarik tentang Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsinya dan dampak yang ditimbulkan terutama bagi pariwisata di Labuan Bajo.
BACA JUGA:Lagi Mau Liburan ke Luar Negeri? Ini 6 Rekomendasi Wisata Eropa yang Cantik!
1. Sejarah Gunung Lewotobi dan Statusnya sebagai Gunung Berapi Aktif
Gunung Lewotobi memiliki ketinggian sekitar 1.703 meter di atas permukaan laut. Gunung ini terkenal karena bentuknya yang unik dengan dua puncak yang diberi nama sesuai dengan jenis kelamin Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan.
Pemberian nama ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang menganggap gunung ini sebagai simbol kesuburan dan keseimbangan alam.
Sejak lama Gunung Lewotobi dikenal sebagai salah satu gunung berapi aktif di Indonesia yang sering kali menunjukkan aktivitas vulkanik meskipun dengan tingkat erupsi yang bervariasi.
BACA JUGA:Lagi Cari Wisata Nyaman dan Romantis? Inilah 7 Destinasi Aceh yang Pemandangannya Tak Kalah Cantik
Aktivitas vulkanik di gunung ini tercatat dalam beberapa tahun terakhir tetapi erupsi terbaru ini menjadi yang paling berdampak secara luas mengingat abu vulkanik menyebar hingga ke wilayah-wilayah yang jauh.
2. Erupsi Terkini Gunung Lewotobi Laki-Laki Kronologi dan Dampak
Pada hari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat di sekitar kawasan gunung.
Erupsi menghasilkan abu vulkanik yang cukup tebal dan menyebar ke arah barat daya, hingga mencapai Manggarai Barat. Ketinggian kolom abu tercatat mencapai lebih dari 1.000 meter di atas puncak kawah dengan letusan abu yang terus-menerus mengarah pada terjadinya hujan abu di beberapa wilayah sekitarnya.