Oleh: Dahlan Iskan
Dua wanita naik bus rombongan kami, 40 orang. Di Shenzhen. Keduanyi duduk paling depan. Bersebelahan. Mereka pun berkenalan.
"Saya dari Madiun."
"Saya dari Blitar."
"Saya dulu punya teman baik dari Blitar".
"Siapa namanyi?"
"Chin Chin...".
"Lho itu saya. Nama saya Chin Chin".
BACA JUGA:BYD Atto 3 Terima Peringkat Terendah dalam Uji Keselamatan ADAS, Ada Apa?
Mereka pun saling bersorak gembira. Mereka sudah hampir 40 tahun tidak bertemu. Sejak lulus SMP.
Mereka tidak satu sekolah tapi sering bertemu. Yang satu jagoan menyanyi musik kelenteng Madiun, satunya jagoan menyanyi musik kelenteng Blitar.
Setiap musabaqah lagu kelenteng, keduanyi bertemu di panggung. Bersaing. Lalu bersahabat.
Yang satu lantas pindah ke Xiamen, Tiongkok. Punya lembaga yang mengurus hubungan dagang antar pengusaha dua negara: Feihuang. Termasuk yang menangani rombongan ini.
Chin chin jadi arsitek lulusan UK Petra Surabaya. Lalu jadi pengusaha properti.
BACA JUGA:Motor Listrik Alva N3 Resmi Meluncur, Pilihan Hemat dan Futuristik di IMOS 2024, Ini Keunggulannya!