Selain perpanjangan subsidi, Wijayanto menyoroti perlunya langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk memperkuat industri kendaraan listrik, terutama dalam meningkatkan ekspor.
Tiga hal krusial yang perlu dilakukan antara lain:
Pembukaan Pasar Ekspor: Pemerintah harus menandatangani perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara potensial.
Menurut Wijayanto, Indonesia selama ini tertinggal dibandingkan negara tetangga dalam hal akses pasar ekspor.
BACA JUGA:Yamaha Janus 2024, Motor Retro Klasik yang Mengguncang Pasar, Segini Harganya!
Efisiensi Rantai Pasok: Memastikan rantai pasok industri kendaraan listrik berjalan dengan efisien, termasuk menghindari pajak berganda dan regulasi yang tumpang tindih.
Hal ini akan mempercepat proses produksi dan distribusi motor listrik.
Investasi Infrastruktur: Mendorong investasi dalam infrastruktur terkait kendaraan listrik, seperti pembangunan stasiun pengisian daya, untuk mendukung penggunaan motor listrik di masyarakat.
Langkah Menuju Ekspor yang Nyata
BACA JUGA:Kamax Super Pro 125, Motor Retro Murah yang Menarik Perhatian, Begini Penampakannya!
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, menyampaikan bahwa Indonesia sudah mulai mengekspor motor listrik ke negara-negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Kamboja.
Beberapa produsen telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan negara-negara mitra untuk memperluas pasar ekspor, meskipun implementasinya masih menunggu pemenuhan persyaratan dari negara tujuan.
Seiring dengan semakin banyaknya produsen motor listrik yang aktif, potensi ekspor semakin terbuka lebar.
Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri sangatlah penting.
Evaluasi Kebijakan Subsidi