Untuk menanggapi kekhawatiran ini, Reva Kurniawan, Product and Corporate Strategy Department PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), memberikan penjelasan.
Menurutnya, perbedaan antara klaim pabrikan dan jarak tempuh yang terlihat di layar head unit bukan hanya terjadi pada produk Hyundai, tetapi juga umum terjadi di kendaraan listrik dari berbagai merek.
Reva menjelaskan bahwa jarak tempuh yang tertera di layar head unit adalah hasil dari perhitungan berdasarkan beberapa faktor yang memengaruhi kinerja mobil.
Faktor-faktor tersebut meliputi cara berkendara sebelumnya, kondisi berkendara yang diantisipasi, fitur-fitur yang sedang digunakan seperti AC, serta kondisi jalan yang dilalui.
BACA JUGA:Menyambut Era Mobilitas Ramah Lingkungan, BYD e6 Bekas Taksi Blue Bird Kini Dijual, Segini Harganya!
Jadi, angka tersebut bukanlah representasi pasti dari jarak aktual yang bisa ditempuh mobil.
"Kami mengklaim jarak 549 km untuk tipe Signature Long Range berdasarkan pengujian NEDC (New European Driving Cycle), yang dilakukan dalam kondisi optimal tanpa adanya hambatan signifikan.
Kami ingin mengoptimalkan potensi baterai yang dimiliki oleh Kona Electric," ujar Reva.
NEDC adalah metode uji yang digunakan untuk menentukan efisiensi bahan bakar dan emisi kendaraan.
BACA JUGA:Mobil Matik Zaman Sekarang Banyak Pakai CVT, Ternyata Ini Dia Alasannya!
Namun, metode ini sering kali memberikan hasil yang lebih optimis dibandingkan kondisi berkendara nyata karena tes dilakukan dalam situasi yang sangat terkontrol.
Optimasi Baterai dan Fitur Kona Electric
Hyundai menekankan bahwa klaim 549 km ini mencerminkan potensi maksimal dari baterai kendaraan dalam kondisi optimal.
Menurut Reva, Hyundai percaya pada performa baterai Kona EV yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi konsumen.
Namun, ia juga menyadari bahwa pengguna mobil listrik masih menghadapi kekhawatiran terkait jarak tempuh, terutama saat melakukan perjalanan jauh atau di daerah yang minim infrastruktur pengisian daya.