Dunia belum "kiamat". Indonesia tidak kalah dalam konteks bermain buruk. Dengan statistik tembakan 14 berbanding lima (14-5), mengarah ke gawang (6-3), penguasaan bola Jay Idzes dkk Unggul 76-24, dan akurasi operan 604-193. Jelas Indonesia dominan.
Ada kekeliruan strategi dan susunan pemain Indonesia? Sebaiknya saya tidak masuk ke poin ini. Karena, 23 orang "line up" pemain yang didaftarkan, tentu sudah dalam pertimbangan masak. Tak ada yang salah.
BACA JUGA:Nawang Jagad, Tempat Ideal untuk Menikmati Keindahan Alam dan Ketentraman!
Psikolog ternama Edward Thorndike (1898) menyebutkan. "Perilaku-perilaku yang memuaskan. Cenderung untuk diulangi. Sementara, akibat-akibat yang menimbulkan ketidaksenangan, lebih Kecil untuk diulangi.
Mungkin ini yang dipersalahkan oleh sebagian publik, "The Winning Team", sebaiknya tetap dipertahankan dalam menghadapi pertandingan berikutnya.
"Line up" saat Indonesia versus Bahrain (2-2). Seharusnya tetap menjadi "starting line", tak perlu diubah. Sekalipun hasil draw "bercitarasa" kalah, namun bermain draw (abaikan Al Kaf) dengan tuan rumah (Bahrain/10 Oktober), tidaklah buruk dan cukup positif.
Merotasi Thom Haye dengan Nathan Tjoe-A-On, lalu Asnawi mengambil alih posisi Sandy Walsh, dan Malik Risaldi dirotasi oleh Witan Sulaeman. Sedangkan Jordi Amat yang cedera ditukar dengan Shayne Pattinama. Salahkah? Relatif!
BACA JUGA:Keindahan Alam Curug Cigangsa, Menemukan Ketenangan di Tengah Gemuruh Air!
Gelandang Thom Haye (Almere City), adalah pemain elegan yang mestinya sejak awal ada. Umpan dan tendangan akurasi Thom Haye, memiliki akurasi tinggi. Sama seperti gelandang lainnya, Ivar Jenner (dua gol Indonesia lawan Bahrain berawal dari Ivar Jenner).
Masuknya Thom Haye di babak kedua menggantikan Mees Hilgers, Rizky Ridho menggantikan Shayne Pattinama, dan Marselino menggantikan Witan Sulaeman, serangan dan akurasi makin bagus.
Namun, itulah yang disebut "game". Menyerang terus, tapi gagal memanfaatkan peluang. Bukan tanpa usaha, beberapa kali peluang bagus Calvin Verdonk dan Witan Sulaeman, pupus menjadi gol.
Di samping penjaga gawang China Wang Dalei, juga bermain bagus. Dua gol China diciptakan oleh pemain asal Provinsi Xinjiang Behram Abduwelli (menit 21), dan Zhang Yuning (44). Sementara gol Indonesia dibuat oleh Thom Haye (86).
BACA JUGA:Menyusuri Keindahan Curug Cigangsa, Pengalaman Healing yang Tak Terlupakan!
Shin Tae Yong tak menampik. Bila pemainnya telah bermain bagus. Namun, keinginan China untuk menang, sangat kuat. Meskipun begitu, Shin Tae Yong bertekad untuk bangkit di "matchday" ke-5 November mendatang.
Menang, atau kalah dalam satu pertandingan. Itu biasa! Yang terpenting, bagaimana cara kekalahan itu diperoleh. Permainan sudah bagus, hanya belum beruntung. Alternatifnya, bila tidak menang. Maka kalah. Sekali lagi, Itu biasa!
Terimalah kekalahan Indonesia atas China, sebagai satu isyarat. Strategi yang dibuat saat pertandingan, kurang kokoh. Perbaiki, dan teruskan perjuangan menuju Piala Dunia 2026. (Sabpri Piliang).