Mereka mencari jalur baru untuk mencapai sumber rempah-rempah yang lebih terjangkau.
Pada tahun 1498, Vasco da Gama dari Portugal menemukan rute laut baru ke India melalui Tanjung Harapan, membuka pintu menuju wilayah rempah-rempah yang kaya di Nusantara.
Kepulauan Maluku, terutama Banda, ternyata menjadi pusat perhatian.
Kepulauan ini adalah sumber utama pala, rempah-rempah yang paling dicari saat itu
BACA JUGA:Banyak yang Nggak Tau, Ini 5 Senjata Kuno Asli Bali! Ada Apa Aja?
Rempah-rempah ini tidak hanya memberi rasa pada makanan, tetapi juga menjadi aset berharga dalam perdagangan.
Ketika para penjelajah Eropa tiba di sana, mereka mengamankan pasokan rempah-rempah dan mulai mendirikan pangkalan perdagangan dan koloni.
Di tengah ambisi ini, rempah-rempah juga memainkan peran sosial dan budaya.
Mereka menginspirasi eksplorasi yang lebih lanjut, dan hasrat untuk menguasai perdagangan rempah-rempah memicu persaingan antara bangsa Eropa.
BACA JUGA:Ini 5 Senjata Kuno Asli Bali, Ada Kekuatan Apakah?
Portugal, Spanyol, Belanda, dan Inggris berlomba-lomba mendirikan pangkalan perdagangan dan mengendalikan sumber-sumber rempah-rempah di Nusantara.
Pengaruh rempah-rempah terus tumbuh, membentuk jalur perdagangan global dan menciptakan hubungan yang kompleks antara bangsa-bangsa di berbagai belahan dunia
Para penjelajah Eropa membawa rempah-rempah ini kembali ke Eropa, di mana mereka dijual dengan harga yang sangat tinggi.
Rempah-rempah dari Nusantara menjadi barang mewah dan menjadi pendorong bagi pembentukan imperium perdagangan Eropa.
BACA JUGA:Rahasia Kilau Kendaraan Seperti Baru, Ini Cara Buat Cairan Sendiri dengan Bahan Sederhana
Kolonialisasi wilayah Nusantara oleh bangsa Eropa tidak hanya mengubah ekonomi dan politik di wilayah tersebut, tetapi juga memicu perubahan besar dalam perdagangan global.