SURAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti soal peluang kerja di Indonesia yang semakin sedikit dibandingkan jumlah pelamar kerja di masa depan.
Karenanya, Indonesia harus fokus pada penyediaan pasar kerja.
Pernyataan itu Jokowi sampaikan saat memberikan pidato dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 yang digelar di Hotel Alila, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/9).
BACA JUGA:107.916 Pemilih Masuk DPT Pilkada
“Ke depan terlalu sedikit peluang kerja untuk sangat banyak tenaga kerja yang membutuhkan,” kata Jokowi dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/9). “Too few jobs, for too many people, ini yang harus kita hindari,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, selain fokus pada penyediaan lapangan kerja bagi penduduk, Jokowi juga meminta agar masyarakat tidak larut dengan situasi global, meskipun harus tetap diikuti perkembangannya.
Jokowi mengimbau agar rakyat tidak terlalu terbawa oleh skenario ekonomi global. Sebab mengingat Indonesia yang diprediksi akan mengalami bonus demografi pada sekitar tahun 2030 mendatang.
BACA JUGA:KPU Pagaralam Tetapkan 3 Pasangan
“Bisa menjadi sebuah kekuatan, tapi bisa juga menjadi beban. Inilah tantangan paling besar yang akan melompatkan kita menjadi negara maju atau tidak," kata dia.
Jokowi kemudian berpesan agar bonus demografi itu menjadi saran membuka kesempatan kerja yang sebesar-besarnya. Kendati memang, harus diakui kini dunia lapangan pekerjaan menghadapi tantangan yang sangat berat. “Semua negara mengalami tantangan ini,” imbuhnya.
BACA JUGA:Derita Alumni
Jokowi kemudian membeberkan beberapa tantangannya. Pertama, karena perlambatan ekonomi global. Ia menyebut Bank Dunia mencatatkan pertumbuhan global hanya berada di 2,7 persen dan diprediksi pada 2024 turun menjadi 2,6 persen.
Kedua, peningkatan otomasi di berbagai sektor kerja seperti kecerdasan buatan (AI) yang bisa memangkas pekerja orang. Ia menyinggung prediksi 2025 yang menyebutkan 85 juta pekerjaan yang hilang. (net)