KORANPAGARALAMPOS.CO - Membuka Sejarah Keunikan Candi Brahu, Pesona Arsitektur dan Kekayaan Sejarah di Jantung Trowulan! Candi Brahu merupakan Candi peninggalan Budha yang diperkirakan berusia lebih tua dibandingkan kerajaan Majapahit.
Seperti yang kita tahu bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang dulunya pernah Berjaya dan bahkan luas wilayah nya mencakup Singapura, Malaysia, sebagian Thailand, Kamboja, Vietnam dan Filipina.
Candi Brahu merupakan salah satu candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit.
Tepatnya, candi ini berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang.
BACA JUGA:Pengen Rencana Liburan Yang Menyenangkan!Inilah 4 Rekomendasi Wisata di Bogor
Dari ribuan candi yang dimiliki Indonesia, Candi Borobudur atau Prambanan di Magelang, Jawa Tengah adalah yang paling terkenal.Namun, selain candi-candi tersebut, masih banyak candi lain di Indonesia yang menarik dan unik.
Salah satunya adalah Candi Brahu di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi Brahu merupakan salah satu candi yang terletak di kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit.
Candi Brahu berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang.
Candi Brahu menarik perhatian karena beberapa kalangan meyakini bahwa candi ini lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan, bahkan lebih kuno daripada Kerajaan Majapahit.
BACA JUGA:Menelusuri Wisata di Trenggalek yang Pasti Bikin Kamu Nyaman
Nama ‘Brahu’ yang disematkan pada candi tersebut diduga berasal dari kata ‘wanaru’ atau ‘warahu’, sebutan bangunan suci dalam Prasasti Alasantan yang juga ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
Oleh karena itu, ‘Brahu’ dapat diartikan sebagai bangunan suci. Candi Brahu diyakini juga pernah digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja pada masa Mataram Kuno, terutama di bagian tengah candi yang berlubang. Namun, cerita rakyat lain mengatakan sebaliknya.
Jenazah raja tidak dibakar di Candi Brahu, melainkan di tempat lain. Setelah dibakar, abu jenazah kemudian dibawa ke Candi Brahu untuk disucikan sebelum akhirnya dilarung.
Sayangnya, setelah diteliti ulang, tidak ditemukan bukti autentik bahwa Candi Brahu pernah digunakan sebagai tempat pembakaran mayat. Cerita yang menguatkan asumsi tersebut sebenarnya berhubungan dengan nama tempat tersebut.
BACA JUGA:Mengenal Budaya Ngawi melalui Destinasi Wisatanya yang Unik