Oleh: Dahlan Iskan
Saya baru bisa menyampaikan rasa duka itu kemarin. Saya telepon Syahfitri Basri, istri Dr Faisal Basri.
Saya sampaikan maaf dan duka. Saya tidak bisa melayat ketika sang suami meninggal dunia Kamis subuh lalu.
Dia pun bercerita: Rabu malam itu sebenarnya akan dipaksakan untuk dipasang kateter --menuju jantung Faisal.
Lalu akan dipaksakan juga pasang ring di dalam jantungnya.
Hanya perlu satu ring saja.
Memang hanya satu saluran darah saja di dalam jantung Faisal yang tersumbat. Bukan urusan besar yang sulit bagi dokter.
Pemasangan ring itu, menurut rencana, akan dilakukan pukul 01.00. Belum sampai dilakukan, layar monitor di ICU menyatakan ada masalah: gula darahnya 240. Creatinin di ginjalnya 2.
Tak lama kemudian layar monitor di ICU menunjukkan jantung Faisal bermasalah.
BACA JUGA:Tetap Waspada Terhadap Potensi Kebakaran
Beberapa waktu kemudian jantung itu berhenti berdetak. Dicoba dipompa. Tidak berhasil. Tak lama kemudian dinyatakan meninggal dunia: pukul 03.30.
Anak tertua Faisal, Anwar Ibrahim Basri (Abi) sedang di Bangkok. Di sana ia ikut pendidikan di Bank Dunia. Lulusan Manchester University, Inggris, itu memang sudah diterima bekerja di Bank Dunia. Di kantor Bank Dunia yang di Singapura.
Itulah sebabnya pemakaman Faisal baru bisa dilakukan pukul 16.00 --menunggu si Sulung tiba dari Bangkok.
Anak keduanya, wanita, lagi ada di Jakarta: Siti Nabila Azuraa Basri (Nabila). Sudah sejak sembilan bulan lalu Nabila kumpul dengan orang tua.