Perang ini menjadi titik balik bagi kehancuran Majapahit. Konflik ini terjadi antara Wikramawardhana, yang merupakan penerus takhta sah setelah kematian Hayam Wuruk, melawan Bhre Wirabhumi, seorang bangsawan yang juga mengklaim hak atas takhta Majapahit.
Perang ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur kerajaan tetapi juga menyebabkan hilangnya banyak nyawa, termasuk rakyat sipil yang tidak terlibat dalam konflik.
Perang Paregreg menandai awal dari kemunduran Majapahit secara signifikan. Kekacauan yang diakibatkan oleh perang saudara ini melemahkan kekuasaan kerajaan, membuat Majapahit rentan terhadap serangan dari luar dan semakin mempercepat keruntuhannya.
Meskipun Wikramawardhana akhirnya menang dalam perang ini, dampaknya terhadap kerajaan tidak bisa dipulihkan.
BACA JUGA:Liburan Ala Swiss, Tempat Destinasi Wisata di Magelang, Keindahan Alam Negeri Sayur
4. Runtuhnya Majapahit Misteri dan Kutukan yang Terus Dibicarakan
Setelah Perang Paregreg, Majapahit perlahan-lahan mulai runtuh. Banyak teori mengenai penyebab utama kehancuran kerajaan ini.
Beberapa sejarawan percaya bahwa faktor eksternal, seperti munculnya Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah, merupakan salah satu alasan runtuhnya Majapahit.
Raden Patah sendiri dikisahkan sebagai anak dari Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V, yang mendirikan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa.
Namun, ada juga kisah yang beredar bahwa Majapahit hancur karena kutukan spiritual. Mitos mengatakan bahwa Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, dihantui oleh keputusan politik dan perpecahan internal yang ia hadapi.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Terbaik di Manado: Surga Alam dan Keindahan Budaya yang Memukau
BACA JUGA:Menelusuri Misteri Gunung Salak, Dari Legenda Kawah Putri hingga Fenomena Alam
Ia digambarkan sebagai raja yang dilanda dilema antara mempertahankan tradisi Hindu-Buddha atau mengikuti gelombang perubahan menuju Islam yang semakin kuat di Jawa.
Beberapa kisah rakyat bahkan menyebutkan bahwa Brawijaya V mengalami kehancuran karena melanggar janji atau sumpah yang pernah ia buat, sehingga Majapahit jatuh bukan hanya karena konflik militer, tetapi juga karena intervensi kekuatan supranatural.
Konon Brawijaya V menghilang secara misterius setelah keruntuhan Majapahit dan beberapa orang percaya bahwa ia tidak meninggal, melainkan bertapa hingga saat ini di Gunung Lawu, menunggu waktu yang tepat untuk kembali.