Salah satu kepercayaan yang sangat dihormati oleh pendaki dan masyarakat setempat adalah larangan untuk memelihara pemikiran negatif selama berada di Gunung Rinjani.
Mitos ini menyatakan bahwa pemikiran negatif dapat menarik musibah kepada pendaki.
Oleh karena itu, setiap pendaki diingatkan untuk selalu menjaga sikap positif dan menghindari keluhan atau pemikiran buruk selama berada di gunung ini.
Selain itu, terdapat pula larangan keras untuk menginjakkan kaki di beberapa area tertentu di Gunung Rinjani, yang diyakini hanya boleh dikunjungi oleh makhluk jin.
Masyarakat setempat percaya bahwa beberapa pendaki yang hilang di gunung ini mungkin telah melanggar larangan tersebut, dan karenanya terjebak dalam dunia jin yang tak terlihat.
Kisah-kisah tentang pendaki yang tersesat di dunia jin ini menambah lapisan mistis yang membuat Gunung Rinjani semakin memikat bagi mereka yang berani menantang dirinya sendiri dengan pendakian ke puncaknya.
Gunung Rinjani: Lebih dari Sekadar Tujuan Pendakian
Gunung Rinjani adalah destinasi yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan budaya dan spiritual yang mendalam.
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Pendaki Secara Misterius di Gunung Cikuray, Ini penyebabnya !!!
Mitos dan legenda yang mengelilinginya menciptakan pengalaman mendaki yang tidak hanya menantang fisik, tetapi juga mengajak pendaki untuk merenung dan menghargai warisan budaya setempat.
Mendaki Gunung Rinjani bukan hanya tentang mencapai puncak atau menikmati pemandangan indah, tetapi juga tentang memahami dan menghormati kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Bagi para pendaki dan petualang, Gunung Rinjani menawarkan lebih dari sekadar rute pendakian yang menantang.
Gunung ini adalah tempat di mana alam, budaya, dan mitos bersatu, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
BACA JUGA:Bikin Merinding!!! Misteri Perempuan Berbaju Putih di Gunung Kencana, Berikut Ulasannya !!!
Melalui legenda Dewi Anjani dan kisah-kisah mistis lainnya, Gunung Rinjani mengajarkan bahwa keindahan sejati tidak hanya terletak pada apa yang terlihat oleh mata, tetapi juga pada cerita dan kepercayaan yang mengelilinginya.