Upacara ini biasa dilakukan pada bulan Syuro atau pada musim along ketika hasil laut sedang berlimpah.
Menariknya, Nadran dibiayai melalui patungan para nelayan untuk menghias desa, membuat kapalan (miniatur kapal) dan membeli sesajen.
Sesajen tersebut terdiri dari kepala kerbau, jerohan kambing, pisang, kue, hingga rokok.
Prosesi dimulai dengan penyimpanan sesajen di atas kapalan yang kemudian dilepaskan ke laut, diakhiri dengan perebutan sesajen di tengah laut.
BACA JUGA:Menjelajah Tradisi, Kampung Adat di Sumba Tengah yang Menawan!
Nadran menjadi simbol harmoni antara manusia dengan alam serta pelestarian nilai-nilai kearifan lokal.
4. Upacara Syafaran - Kabupaten Bandung Barat
Di Kampung Baru, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, terdapat tradisi Syafaran.
Upacara ini khusus dilakukan bagi mereka yang lahir pada bulan Syafar, bulan yang diyakini masyarakat setempat membawa aura negatif.
BACA JUGA:Sumba Tengah, Menyusuri Kampung Adat dan Tradisi yang Hidup!
Untuk mengusir aura tersebut, warga melakukan upacara dengan menyediakan nasi merah, ayam merah, nasi tumpeng teri, kue-kue, buah-buahan, serta tujuh macam bunga.
Barang-barang ini kemudian dimasukkan ke dalam wadah berisi air, dan digunakan sebagai perlengkapan upacara yang diadakan di rumah masing-masing.
Upacara Syafaran dipimpin oleh tokoh adat setempat dan dihadiri oleh tetangga.
Melalui upacara ini, masyarakat menjaga tradisi leluhur yang berakar kuat pada keyakinan spiritual dan rasa kebersamaan.
BACA JUGA:Masih Pertahankan Adat Budaya Leluhur. Jelajahi Pesona Desa Adat Tado Tado
5. Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni - Kabupaten Garut