Di Amerika Serikat, meski memiliki pasar mobil listrik yang lebih matang, tantangan tidak kalah besar.
Sebagaimana dilaporkan oleh businessinsider, hadirnya kendaraan listrik di AS sering kali terkait dengan isu politik dan mengalami dampak dari perubahan kondisi ekonomi.
Pasar mobil listrik di AS mengalami stagnasi seiring dengan kondisi ekonomi yang menurun.
Tesla, sebagai salah satu pabrikan mobil listrik kenamaan asal Amerika Serikat, bahkan terpaksa menghadapi tekanan dengan mengobral harga jual mobil listriknya.
BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri Gaib Puncak Gunung Raung, Simak Ini Penjelasanya
Fenomena ini menunjukkan bahwa, meskipun ada dorongan untuk mobil listrik, pasar tetap memerlukan penyesuaian agar dapat berkembang lebih baik.
Dinamika Persaingan, Harga, Kualitas, dan Infrastruktur Pengisian Daya
Dinamika persaingan mobil listrik di Indonesia dan Amerika Serikat tidak dapat dipisahkan dari beberapa faktor kunci.
Pertama, harga tetap menjadi pertimbangan utama konsumen.
BACA JUGA:Ini 5 Suku yang Mengandalkan Berburu di Hutan, Ternyata Gunakan Hal Ini
Produsen otomotif yang mampu menawarkan harga yang bersaing memiliki keunggulan dalam merebut pasar.
Kedua, kualitas dan performa kendaraan menjadi penentu utama. Konsumen tidak hanya mencari mobil yang ramah lingkungan, tetapi juga yang mampu memberikan pengalaman berkendara yang memuaskan.
Inovasi teknologi dan desain yang menarik menjadi faktor pendukung dalam menarik perhatian konsumen.
Ketiga, infrastruktur pengisian daya menjadi faktor krusial, terutama di Indonesia yang masih dalam tahap pengembangan infrastruktur untuk mobil listrik.
BACA JUGA:Nggak Gini Nggak Bisa Bertahan Hidup, Ini 5 Suku yang Mengandalkan Berburu di Hutan
Kemudahan dan ketersediaan stasiun pengisian daya di berbagai lokasi akan memberikan kepercayaan diri kepada konsumen untuk beralih ke mobil listrik.