4. Lomba Bakiak
Sebelum ada sandal karet, dahulu orang-orang mengenakan sandal dari kayu yang disebut terompah atau bakiak.
Dikisahkan, sandal semacam ini berasal dari China 2 abad sebelum Masehi, yang kemudian penggunaannya menyebar ke negara Asia lain, termasuk Indonesia.
Dalam lomba 17-an, bakiak dimodifikasi menjadi panjang agar cukup dipakai bersama-sama untuk mengadu kekompakan tim dan melatih gotong royong.
BACA JUGA:Bea Cukai Teluk Nibung Sita Rokok Ilegal
Makna Lomba 17 Agustus Bukan sekadar untuk bersenang-senang, berikut ini sejumlah makna filosofis dari lomba 17 Agustus:
1. Memacu Semangat Berjuang Dalam sebuah perlombaan atau pertandingan tentu peserta akan berjuang untuk mendapatkan kemenangan.
Bukan sekadar merebut hadiah, hal ini juga melatih semangat berjuang yang dulu juga dilakukan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
2. Memupuk Kerja Sama dan Gotong Royong Banyak lomba yang dilakukan secara kelompok, sehingga memerlukan kekompakan. Hal ini dimaknai sebagai bentuk gotong royong yang sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman dahulu.
BACA JUGA:Truk Bawa 7 Ton Minyak Goreng Terguling
3. Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Dalam rangkaian acara HUT RI, seluruh kegiatan pasti dimeriahkan dengan lagu-lagu nasional dan pernak-pernik tentang Indonesia. Hal ini turut meningkatkan jiwa nasionalisme setiap masyarakat.
4. Menyambut HUT RI dengan Gembira Terakhir, lomba-lomba 17-an sering kali menjadi hiburan bagi penonton maupun pesertanya. Lomba 17-an bisa dikatakan sebagai cara yang baik dan menggembirakan untuk menyambut HUT RI. (net)