Ritual-ritual Sakral di Gunung Semeru, Menyambut Para Dewa!

Jumat 16 Aug 2024 - 23:32 WIB
Reporter : Zulfani
Editor : Almi

KORANPAGARALAMPOS.CO - Gunung Semeru yang juga dikenal sebagai Mahameru, adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia.

Berdiri gagah dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, Gunung Semeru bukan hanya destinasi favorit para pendaki, tetapi juga menjadi simbol spiritual bagi banyak orang.

Di balik keindahannya yang memukau, Gunung Semeru menyimpan berbagai kisah mistis yang telah lama dipercaya oleh masyarakat setempat.

1. Puncak Mahameru

Masyarakat Jawa kuno percaya bahwa Puncak Mahameru adalah tempat bersemayam para dewa. Keyakinan ini berakar dari mitologi Hindu yang menyatakan bahwa Gunung Mahameru adalah pusat alam semesta, atau Sumbu Dunia (axis mundi), yang menghubungkan langit, bumi, dan dunia bawah.

BACA JUGA:Misteri di Balik Keindahan Gunung Kerinci, Kisah Mistis yang Menyatu dengan Alam!

Gunung Semeru dianggap sebagai manifestasi dari Mahameru di tanah Jawa, menjadikannya suci dan penuh dengan aura mistis.

Pendakian ke puncak Mahameru sering kali dianggap sebagai perjalanan spiritual, di mana para pendaki tidak hanya menguji kekuatan fisik mereka, tetapi juga menghadapi tantangan mental dan spiritual.

Konon, tidak semua orang dapat mencapai puncak Mahameru karena adanya "pagar gaib" yang hanya bisa dilewati oleh mereka yang memiliki niat murni dan hati yang bersih.

2. Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo adalah sebuah danau yang terletak di jalur pendakian menuju puncak Gunung Semeru. Keindahan danau ini sering kali memukau para pendaki, terutama saat matahari terbit, di mana air danau memantulkan warna keemasan yang menakjubkan.

BACA JUGA:Kisah di Balik Gunung Sadakeling: Air Terjun Hilang dan Makam Keramat

Namun, di balik keindahannya, Ranu Kumbolo menyimpan cerita mistis yang menambah aura misteriusnya.

Masyarakat setempat percaya bahwa Ranu Kumbolo adalah tempat yang keramat dan dihuni oleh roh-roh penunggu.

Para pendaki seringkali diberi peringatan untuk tidak melakukan hal-hal yang dianggap tidak sopan atau melanggar adat di sekitar danau ini, seperti berkata kasar, merusak alam, atau mandi di danau.

Kategori :