Beberapa pendaki dan warga sekitar bahkan mengaku sering mendengar suara jeritan wanita meminta tolong di sekitar lokasi kecelakaan, memperkuat kesan angker yang dimiliki Gunung Salak.
Dalam industri penerbangan, wilayah sekitar Gunung Salak sebenarnya dilarang untuk dilewati.
Kabut tebal yang sering muncul secara tiba-tiba menjadi ancaman serius bagi penerbangan, karena dapat menyebabkan turbulensi yang membuat pesawat tidak stabil.
Kondisi ini sering kali menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan pesawat di kawasan Gunung Salak.
BACA JUGA:Mengerikan! Sosok Tak Kasat Mata di Gunung Padang, Ini Dia Mitos, Misteri dan Realitasnya!
Selain kisah-kisah mistis dan tragedi, Gunung Salak juga dikenal dengan berbagai aturan dan larangan yang harus diikuti oleh para pendaki.
Salah satu larangan yang paling terkenal adalah memetik bunga anggrek di wilayah Gunung Salak tanpa izin.
Larangan lainnya adalah tidak boleh menyebutkan nama buah salak saat mendaki gunung ini.
Menurut kepercayaan, nama buah salak memiliki makna yang bertentangan dengan nama asli Gunung Salak, yang berasal dari bahasa Sanskerta "salaka," yang berarti perak.
BACA JUGA:Misteri Gunung Marapi: Antara Keindahan dan Kekuatan Alam
Oleh karena itu, Gunung Salak sebenarnya memiliki arti "Gunung Perak," dan menyebut buah salak dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati gunung tersebut.
Meski terdengar menyeramkan, semua cerita mistis dan larangan tersebut tidak menyurutkan semangat para pendaki untuk menaklukkan Gunung Salak. J
ustru, keangkeran dan misteri yang menyelubungi gunung ini menjadi daya tarik tersendiri.
Para pendaki datang dengan harapan tidak hanya untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga untuk merasakan sensasi dan pengalaman mendebarkan yang sulit dilupakan.
BACA JUGA:Rekomendasi Jalur Pendakian Gunung Marapi: Keindahan dan Tantangan yang Menanti
Gunung Salak, dengan segala kisah mistis dan sejarahnya, tetap menjadi salah satu destinasi pendakian yang paling menantang dan menarik di Indonesia.