Artefak ini memiliki bagian pegangan yang menyerupai pinggang, serta bilah yang bifasial dengan tajaman di kedua sisinya.
Namun, yang paling mencengangkan adalah bahan pembuatannya. Kujang ini terbuat dari batu, tetapi hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa batu tersebut mengandung logam yang tersebar secara merata di seluruh artefak.
Temuan ini menunjukkan bahwa leluhur kita telah memiliki pengetahuan tentang metalurgi jauh sebelum yang kita duga sebelumnya.
Banyak ahli percaya bahwa batu tersebut telah diproses secara sengaja oleh manusia pada masa lampau, dengan teknik yang sangat canggih untuk zaman prasejarah.
Ini menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu memiliki kemampuan teknis yang lebih maju dari yang kita bayangkan.
Kujang Gunung Padang bukan sekadar senjata, melainkan simbol dari kemampuan manusia purba dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam dengan cara yang sangat cerdas.
Misteri dan Pengetahuan Baru
Penemuan Kujang Gunung Padang tidak hanya menambah kekayaan artefak dari situs megalitikum ini, tetapi juga membuka pintu bagi pengetahuan baru tentang peradaban prasejarah di Nusantara.
BACA JUGA:Inilah Asal Usul Koin Purba dari Situs Arkeologi Gunung Padang Indonesia, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Salah satu aspek yang menarik dari penelitian lanjutan terhadap artefak ini adalah bukti bahwa leluhur bangsa Indonesia telah menguasai ilmu matematika, khususnya geometri.
Konsep-konsep matematika seperti konstanta Pi (π), yang memiliki nilai 22/7 atau 3,14, tampaknya sudah dikenal oleh masyarakat yang membuat Kujang Gunung Padang.
Konstanta ini digunakan dalam perhitungan luas dan keliling lingkaran serta volume tabung dan bola.
Fakta bahwa konsep matematika ini dapat ditemukan dalam artefak yang berusia ribuan tahun menunjukkan tingkat kecerdasan dan pengetahuan yang luar biasa dari leluhur kita.
BACA JUGA:Kontroversi Temuan Koin di Situs Gunung Padang, Benarkah Mirip dengan Uang Koin 1945?