Selama sepuluh abad terakhir, Kota Shahdad, kota terdekat dengan Gurun Lut, dikenal dengan nama 'Khabi'.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Di Pulau Weh Yang Menawan Dan Menarik Perhatian
Artinya adalah tempat perdagangan penting di jalur yang disebut 'jalan sutera'.
5. Kerap dihantap erosi pasir skala besar
Pada Juni hingga Oktober, terdapat fenomena di mana Gurun Lut akan disapu angin kencang yang mengangkut sedimen, sehingga menyebabkan erosi pasir skala besar.
Hal tersebut membuat formasi pegunungan bergelombang yang disebut kaluts, yang membentang hingga 120 kilometer, dengan lebar 80 kilometer, dan tinggi hingga 80 kilometer.
BACA JUGA:Referensi Wisata Cocok Untuk Family Gathering, Pantai Carita
Saking panasnya, melansir Odditycentral, gurun tersebut tidak berpenghuni sehingga dinamai Dasht-e Lut atau dataran kosong dalam Bahasa Persia.
Laporan NASA menyebutkan, suhu Dasht-e Lut terkenal dengan kondisinya yang ekstrem tak ayal NASA menyebutnya area Neraka di Bumi.
Suhu udara di gurun ini bisa mencapai 70 derajat Celcius, menjadikannya tempat paling panas di dunia.
Gurun ini juga sangat kering, dengan curah hujan tahunan rata-rata hanya 50 milimeter.
BACA JUGA:Legenda Pantai Manis Menjadi Daya Tarik Tersendiri Bagi Wisatawan
Para ilmuwan percaya, jutaan tahun yang lalu, Dasht-e Lut merupakan dasar laut.
Namun karena adanya pergeseran tektonik, air laut pun naik dan sisanya menguap karena temperatur yang tinggi.
Dasht-e Lut yang dikelilingi dengan pegunungan menjadi semakin panas karena tidak bisa menerima udara lembap dari Laut Arab dan Laut Mediterania.
Kerikil vulkanik yang menyebar ke permukaan dataran turut menyumbang temperatur tinggi di Dasht-e Lut.