Pikul Bayar

Jumat 09 Aug 2024 - 19:44 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

Oleh: Dahlan Iskan

Dari arak-arakan Cheng Ho ini saya menarik kesimpulan: Kota Semarang kian bersih. Kian cantik. Dengan jalan kaki dari kelenteng di Jalan Lombok ke kelenteng Sam Poo Kong, saya ikut bangga pada kebersihan kota Semarang.

”Jalan-jalan di kota Semarang disapu tiga kali sehari," ujar Novi Sofian, ketua panitia.

Seperti Surabaya. Umumnya warga Semarang tahu itu: sapuan pertama sangat pagi, pukul 04.00. Mereka bangga dengan wali kotanya. Sampai sang wali kota kena sapu KPK bulan lalu.

Arak-arakan ini diawali oleh barisan bendera merah putih. Lalu bendera-bendera kebesaran kelenteng Tay Kak Sie. Disusul barisan pembawa bendera kebesaran Cheng Ho. Di belakangnya lagi barisan pembawa senjata-senjata sakti.

BACA JUGA:Sundaland, Benua yang Hilang Ribuan Tahun Silam, Ini Kisah di Baliknya Misteri Yang Belum Terungkap!

Yang menarik barisan berikutnya: barisan sapu jagat. Semua personelnya membawa sapu. Ada ada sampah disapu. Itu melambangkan membersihkan semua rintangan dalam perjalanan rohani. Mungkin ada baiknya kalau sampah itu benar disapu, dimasukkan keranjang untuk dibuang.

Barisan sapu jagat ini dipimpin langsung oleh Tik-Toker terkenal Harjanto Halim. Pemilik perusahaan minuman Marimas. Ia teman dekat nh. Sering menyanyikan lagu NU Ya Lal Wathon. Ia juga menempatkan sinci Gus Dur setara dewa --dengan memajang jiamsi Gus Dur di altar sejajar dengan dewa lainnya.

Di acara malam sebelum arak-arakan Harjanto tampil sebagai salah satu pembicara. Dua lainnya Anda sudah tahu: Dr Novi Basuki yang selalu berkopiah dan anaknya Pak Iskan.

Yang membuat saya merasa kurang ''olah raga'' di arak-rakan Cheng Ho ini adalah: perjalanan sering berhenti. Barisan liong di depan sana sering berhenti untuk beraksi –memainkan liong mereka. Muter-muter. Naik turun. Seolah liong besar itu sedang menunjukkan kekuatan magisnya.

BACA JUGA:Temuan Piramida Tertua di Dunia yang Tersembunyi di Bawah Tanah Gunung Padang Indonesia Gegerkan Dunia

Soal liong ini Tiongkok punya putusan baru: ''liong'' tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi dragon.

Kesan yang muncul dari kata ''dragon'' adalah menakutkan.

Tiongkok ingin kata ''liong'' tidak perlu ada padanannya dalam bahasa Inggris. ''Liong'' dalam term aslinya tidak menakutkan. Tidak boleh ditakuti. Justru harus disembah dan dicintai.

Berarti kata ''liong'' juga tidak tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai ''naga''.

Kategori :

Terkait

Sabtu 23 Nov 2024 - 15:32 WIB

Tidak Terima Suap dan Politik Dinasti

Sabtu 23 Nov 2024 - 15:27 WIB

Mau Berubah?

Jumat 22 Nov 2024 - 20:12 WIB

Perkuat Tugas dan Fungsi Saber Pungli