Klaim Gunung Padang sebagai Piramida Tertua di Dunia Jadi Perdebatan, Begini Penjelasan Para Arkeolog!

Kamis 01 Aug 2024 - 18:42 WIB
Reporter : Edi
Editor : Almi

Mereka menekankan bahwa Indonesia tidak memiliki sejarah pembangunan piramida, dan manusia pada era Paleolitikum tidak memiliki kemampuan untuk membangun struktur semacam itu. Piramida Giza di Mesir, misalnya, baru berusia sekitar 4.500 tahun.

Tanggapan dan Penyelidikan

Penelitian yang memicu klaim ini kini sedang dalam penyelidikan internal oleh penerbit jurnal ilmiah berbasis di New Jersey.

Mereka menyelidiki kekhawatiran yang diajukan oleh komunitas arkeologi mengenai validitas dan metode penelitian tersebut.

BACA JUGA:Pendakian Gunung Penanggungan: Rute Terbaik dan Pesona Situs Sejarah

Beberapa arkeolog bahkan secara terbuka menyatakan bahwa penelitian ini tidak layak dipublikasikan dan klaim bahwa bukit tersebut dibangun oleh manusia adalah "tidak masuk akal".

Ahli geologi yang memimpin penelitian ini, Danny Hilman Natawidjaja, menyatakan bahwa temuannya telah disalahpahami.

Pendukungnya, termasuk Graham Hancock, seorang jurnalis Inggris yang juga membintangi serial Netflix tersebut, berargumen bahwa para arkeolog harus lebih terbuka terhadap teori-teori yang menantang ortodoksi akademis.

Hancock berpendapat bahwa pendekatan arkeologi yang konservatif tidak akan membantu dalam jangka panjang bagi kemajuan pengetahuan manusia.

BACA JUGA:Gunung Arjuno: Jelajahi 4 Jalur Legendaris Menuju Puncak Kedua Tertinggi di Jawa Timur

Natawidjaja sendiri memulai penelitiannya di Gunung Padang pada tahun 2011.

Pada saat itu, ia sedang mempelajari patahan aktif di daerah tersebut dan memperhatikan bahwa bentuk Gunung Padang yang runcing membuatnya menonjol di lanskap lereng bukit yang terkikis.

Penelitiannya berlanjut hingga ia mempublikasikan temuannya dalam edisi terbaru jurnal Archaeological Prospection.

Namun, metode yang digunakan dalam penelitian ini juga mendapat kritik.

BACA JUGA:Serunya Mendaki Gunung Ungaran: Temukan Jalur Favoritmu di Sini!

Para arkeolog menyoroti bahwa penanggalan keberadaan manusia di Gunung Padang didasarkan pada pengukuran radiokarbon tanah dari sampel pengeboran, bukan berdasarkan artefak yang ditemukan di situs tersebut.

Kategori :