Temuan ini mirip dengan penemuan sebelumnya di kawasan tersebut, di mana empat menhir berukuran kecil membentuk bidang segi empat yang dikenal sebagai Kuburan Kabayan oleh masyarakat setempat.
Makam Kuno dengan Nisan Bertuliskan Huruf Latin
Selain menhir, tim MARI juga menemukan sebuah makam kuno yang menarik.
Makam ini memiliki nisan dengan tulisan dalam huruf Latin dan berbahasa Indonesia, yang terlihat mencolok di situs arkeologi tersebut.
BACA JUGA:Harta Karun Tersembunyi di Gunung Padang, Jejak Peradaban Purbakala di Indonesia
Pada nisannya terdapat kata "WAPAT", yang di bawahnya kemungkinan terdapat kata "H. ULOH", dan di bawahnya lagi terdapat tulisan seperti "H. RABU". Sayangnya, tidak ada masyarakat saat ini yang tahu siapa yang dimaksud dengan "H. ULOH".
Ali Akbar mencatat bahwa makam ini menambah daftar makam kuno yang pernah ditemukan di Gunung Padang.
Penemuan makam kuno sebelumnya pada tahun 2012 mengungkap nisan bernama M. Hadiwinata, seorang tokoh yang meninggal pada tahun 1947 dalam usia 63 tahun.
Penemuan makam Hadiwinata memberikan indikasi bahwa pernah ada komunitas yang tinggal di sekitar Gunung Padang pada awal abad ke-20.
BACA JUGA:Beragam Benda Kuno Ditemukan di Situs Megalitikum Gunung Padang Gemparkan Dunia, Ini Dia Bendanya!
Di sekitar makam Hadiwinata, ditemukan belasan makam lainnya yang memperkuat indikasi tersebut.
Jejak Sejarah yang Hilang dan Ditemukan Kembali
Penemuan ini menjadi semakin menarik karena Situs Gunung Padang telah ditulis dalam buku N.J. Krom pada tahun 1914, dan setelah itu, tidak ada berita mengenai situs tersebut.
Pada tahun 1979, penduduk setempat melaporkan temuan situs yang ternyata pernah dicatat pada tahun 1914, menandai periode 65 tahun yang tampaknya hilang dalam catatan sejarah.
BACA JUGA:Misteri dan Pesona Gunung Arjuno, Dari Hantu Pendaki hingga Kerajaan Gaib
"Penemuan makam Hadiwinata dan makam lainnya memberikan indikasi bahwa ada komunitas yang pernah tinggal di sekitar Gunung Padang pada awal abad ke-20. Temuan ini penting karena menunjukkan kontinuitas sejarah dan budaya di kawasan tersebut," jelas Ali Akbar.