Namun, pohon cempaka kini semakin jarang ditemukan dan digantikan oleh pohon hanjuang, tanaman khas Sunda yang digunakan sebagai penanda batas wilayah.
Selain cempaka, ada pula pohon kemenyan yang dulunya digunakan dalam ritual sebagai penyedia wewangian.
Asap dari pembakaran kulit pohon kemenyan dianggap membantu peziarah dalam menyampaikan doa dan permohonan kepada Sang Maha Tinggi.
Meski kini prosesi ini telah dilarang untuk menjaga kelangsungan pohon, pohon kemenyan tetap dianggap sebagai simbol spiritual yang penting.
Warisan dan Penelitian Kontemporer
Keberadaan dan fungsi dari Situs Gunung Padang terus menarik perhatian peneliti dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Meskipun banyak mitos dan kepercayaan lokal yang menyelimuti situs ini, penelitian modern terus berupaya untuk mengungkap misteri-misteri yang ada.
Struktur situs yang masih dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit-bukit, serta kehadiran mata air dan flora yang memiliki makna spiritual, menunjukkan kompleksitas dan kedalaman sejarah budaya yang terlibat.
Gunung Padang bukan hanya sekadar situs arkeologi, tetapi juga sebuah simbol dari kepercayaan dan teknologi kuno yang telah berkembang dalam masyarakatnya.
Keberadaan mitos, ritual, dan elemen-elemen alami di sekitarnya menunjukkan bahwa situs ini memiliki nilai spiritual yang mendalam, yang masih dihormati dan dipelajari hingga saat ini.
Secara keseluruhan, Situs Gunung Padang menawarkan sebuah jendela ke masa lalu yang kaya akan mitos dan spiritualisme.
BACA JUGA:Jurit Malam, Mengungkap Kisah Sosok Penjaga Gunung Padang dan Misteri di Balik Situs Megalitikum
Mengunjungi situs ini tidak hanya memberikan pengalaman wisata yang unik, tetapi juga kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang kepercayaan dan teknologi kuno yang membentuk bagian penting dari warisan budaya Indonesia. *