PAGARALAMPOS.CO - Akhir pekan lalu, saya bersama teman-teman melakukan pendakian ke Gunung Sumbing melalui jalur Garung. Perjalanan dimulai dari Jakarta dengan menggunakan mini bus selama kurang lebih tujuh jam menuju basecamp pendakian. Setibanya di basecamp, kami beristirahat sejenak sambil sarapan pagi, mandi, repacking, dan menyelesaikan surat izin mendaki (simaksi).
BACA JUGA:Pendakian Gunung Sindoro via Bansari: Petualangan Menuju Puncak di Tengah Keindahan Alam
Setelah semua persyaratan selesai, kami bersiap untuk memulai pendakian. Tidak lupa, kami melakukan briefing dan doa bersama sebelum berangkat. Dari basecamp ke pos 1, kami menggunakan jasa ojek dengan biaya Rp 25.000 per orang. Ada yang unik dari ojek ini, karena penumpang duduk di depan sementara tas atau barang bawaan diletakkan di belakang. Perjalanan dengan ojek memakan waktu sekitar 10 menit dengan jalanan menanjak dan berbatu hingga sampai di pos 1.
BACA JUGA:Menaklukkan Gunung Sindoro: Petualangan di Jalur Alang-Alang Sewu
Dari pos 1, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Dalam waktu satu jam, vegetasi masih didominasi pepohonan cemara dengan trek yang sedikit menanjak hingga sampai di pos 2. Jalur pendakian baru Sumbing via Garung memiliki empat pos, dan kami memutuskan untuk mendirikan tenda di camp area satu sebelum pos 4. Perjalanan normal memakan waktu sekitar empat jam dari pos 1.
BACA JUGA:Menaklukkan Gunung Sindoro: Petualangan Seru melalui Jalur Kledung
Di camp area satu, kami beristirahat dan mempersiapkan diri untuk menuju puncak Sumbing keesokan paginya. Sore itu, udara terasa dingin, namun pemandangan sunset yang indah dari camp area ini menjadi penghibur. Deretan pegunungan seperti Sindoro, Prau, Kembang, dan Slamet terlihat di kejauhan dengan lautan awan dan langit jingga yang memukau.
BACA JUGA:Gunung Lawu, Dari Jalur Pendakian Menantang hingga Fenomena Alam yang Menakjubkan!
Setelah tidur malam yang cukup, kami bangun sekitar pukul 2 dini hari untuk melanjutkan pendakian menuju puncak. Jam 3 pagi, setelah persiapan selesai, briefing, dan doa bersama, kami memulai pendakian. Jalur semakin berat, menanjak, dan berdebu. Dengan pencahayaan headlamp atau senter, kami melangkah pelan tapi konsisten di kegelapan. Beberapa kali kami berhenti untuk beristirahat, namun udara dingin yang menusuk membuat kami tidak bisa beristirahat terlalu lama.
BACA JUGA:Mengenal Keindahan dan Keunikan Gunung Lawu di Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur!
Jalur tanah berbatu semakin menanjak dengan akar-akar pohon yang membuat kami harus ekstra hati-hati. Medan yang cukup berat ini membutuhkan waktu 3-4 jam pendakian. Ketika hari mulai terang, akhirnya kami tiba di puncak Kawah Sumbing. Matahari perlahan muncul, menghangatkan sedikit suasana dingin yang menusuk.
BACA JUGA:Ini Dia 10 Piramida Kuno yang Terkenal di Dunia! Apakah Gunung Padang Termasuk?
Dari puncak Kawah Sumbing, pemandangan pagi yang indah terbentang di depan mata. Kami bisa melihat lautan awan, gunung Merbabu, Merapi, Lawu, dan Ungaran di sebelah timur, serta Sindoro, Prau, Kembang, dan Slamet di sebelah barat. Terdapat beberapa puncak yang bisa didatangi, seperti puncak Kawah, Rajawali, dan Sejati di sisi kanan, serta puncak Buntu dan Watu Singa di sisi kiri.
BACA JUGA:Ungkap Misteri Batuan Unik di Gunung Padang, Dari Batu Gamelan hingga Batu Tapak Maung
Tim kami terpecah sesuai tujuan masing-masing. Ada yang menuju puncak Rajawali, Sejati, dan ada juga yang memilih menuju puncak Buntu dan Watu Singa. Saya dan beberapa teman pendaki memilih ke puncak Buntu dan Watu Singa. Di sana, kami beristirahat, menikmati pemandangan, berbincang santai, dan mengambil beberapa foto serta video.