“Seperti halnya saya meneliti di Gua Pawon, saya menemukan manusianya. Dari manusia itu saya bisa tahu budayanya, usia hidupnya, bagaimana pola makannya, segala macam. Tapi di Gunung Padang kita nggak dapat.”
Teori Peneliti dan Kemungkinan Penyebab
Kurangnya penemuan kerangka manusia di Gunung Padang memunculkan berbagai teori mengenai kemungkinan penyebabnya.
Salah satu teori yang dikemukakan adalah bahwa Gunung Padang mungkin telah ditinggalkan oleh masyarakat yang membangunnya.
BACA JUGA:8 Tips Menjaga Orang Tua saat Lanjut Usia,Tanpa Bantuan Perawat.
Dr. Lutfi menyebutkan bahwa daerah sekitar Gunung Padang berada di dua jalur sesar aktif, yaitu Cikondang dan Cimandiri, yang membuatnya rawan bencana.
“Mungkin karena Gunung Padang dahulu ditinggalkan begitu saja, mungkin masyarakatnya eksodus ke wilayah yang lain, karena Gunung Padang itu sampai sekarang kita tahu berada di daerah rawan bencana,” jelas Lutfi.
Keberadaan gunung berapi aktif seperti Gunung Gede Pangrango, yang beberapa kali meletus dalam sejarah, bisa jadi juga merupakan faktor yang menyebabkan masyarakat pembuat Gunung Padang meninggalkan situs tersebut.
Eksodus dan Perubahan Lingkungan
BACA JUGA:Menguak Misteri Gunung Padang, Benarkah Ini Jejak Peradaban Tertua di Dunia?
Gunung Gede Pangrango, yang terletak tidak jauh dari Gunung Padang, merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia yang telah meletus beberapa kali sepanjang sejarah.
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk pencemaran udara dan tanah, serta ancaman langsung terhadap kehidupan manusia.
Hal ini bisa menjadi alasan mengapa masyarakat di sekitar Gunung Padang memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut.
Jika masyarakat yang membangun Gunung Padang harus pindah karena bencana atau perubahan lingkungan yang drastis, maka situs tersebut bisa saja ditinggalkan dalam keadaan yang tidak terawat, sehingga tidak ada kerangka manusia atau artefak lainnya yang tersisa.
BACA JUGA:Sinopsis Drama Korea Brain Works, Mengusut Kasus Penyakit Otak Langka
Eksodus massal semacam ini juga dapat menjelaskan mengapa situs tersebut baru ditemukan kembali dalam keadaan yang belum sepenuhnya terungkap.