Berdasarkan pengamatan para peneliti, situs ini merupakan contoh arsitektur megalitikum, yaitu sebuah periode prasejarah di mana masyarakat menggunakan batu besar dalam pembangunan struktur.
Situs ini terdiri dari beberapa teras berundak yang disusun secara sistematis.
Dari segi bentuk, Gunung Padang tampak seperti sebuah platform besar yang terdiri dari beberapa teras yang terhubung satu sama lain.
Struktur ini menunjukkan adanya perencanaan dan pengaturan yang cermat dari masyarakat prasejarah yang membangunnya.
BACA JUGA:Rute Menuju Situs Gunung Padang. Petualangan Peradaban Masa Lampau
Struktur yang ada saat ini sebagian besar terdiri dari batuan yang digunakan untuk keperluan pemujaan, yang tetap berdiri tegak meskipun mengalami kerusakan.
Kerusakan dan Upaya Konservasi
Seiring berjalannya waktu, Gunung Padang mengalami berbagai kerusakan baik secara internal maupun eksternal.
Kerusakan internal disebabkan oleh pertumbuhan tumbuh-tumbuhan liar yang mengganggu kestabilan struktur situs.
BACA JUGA:Anda Sering Telat Haid? Lakukan 7 Tips Ampuh Mengatasi Telat Haid Secara Alami
Selain itu, erosi tanah juga menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian tertentu dari situs.
Pihak berwenang dan lembaga penelitian telah melakukan berbagai upaya konservasi untuk melindungi dan memulihkan situs ini.
Program konservasi termasuk pembersihan situs dari tumbuh-tumbuhan liar, pemeliharaan struktur batuan, dan penelitian lanjutan untuk memahami lebih dalam mengenai sejarah dan fungsi asli Gunung Padang.
Signifikansi Arkeologis dan Budaya
BACA JUGA:Kembali ke Zaman Kuno, Yuk Intip 10 Keunikan Situs Megalitikum Gunung Padang
Gunung Padang bukan hanya sebuah situs arkeologis; ia juga merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia.