Ruangan utama diperkirakan memiliki dimensi 10 x 10 x 15 meter kubik, dengan lebar, tinggi, dan panjang yang mengesankan.
Temuan ini menambah misteri dan keunikan Gunung Padang, yang sudah dikenal karena teras batu yang spektakuler.
Situs ini terdiri dari lima teras batu yang masing-masing diberi nama Teras 1, 2, 3, 4, dan 5.
Batuannya terutama merupakan gabungan kolom berbahan basalt-andesit yang terbentuk secara alami dari pendinginan cairan beku pada suhu dan tekanan tertentu.
BACA JUGA:Benarkah Piramida Tertua di Dunia Berusia 25.000 Tahun Ditemukan di Indonesia? Cek Faktanya Disini!
Kesamaan dengan Situs Kuno Lainnya
Gunung Padang memiliki kesamaan konstruksi dengan beberapa situs kuno lainnya di dunia.
Misalnya, piramida berundak di Lebak Cibedug dan Candi Kethek di Jawa Tengah menunjukkan teknik serupa dalam penggunaan teras batu.
Situs-situs seperti Macchu Picchu di Peru dan Nan Madol di Pulau Pohnpei, Mikronesia, juga memiliki elemen teras batu yang mirip dengan Gunung Padang.
BACA JUGA:BURSA TRANSFER - Manchester United Tebus Xavi Simons dari PSG Seharga 100 Juta Euro
Nan Madol, khususnya, menggunakan batuan kolom yang sama seperti yang ditemukan di Gunung Padang.
Menariknya, terdapat tradisi lisan yang menyebut bahwa Dinasti Saudeleur, pendatang baru di Pulau Pohnpei, diyakini telah membangun Nan Madol.
Nama "Saudeleur" memiliki kemiripan dengan kata "sadulur" (bersaudara) dalam bahasa Sunda, yang menambah kekuatan hipotesis tentang hubungan budaya kuno antara wilayah-wilayah ini.
Implikasi Penelitian dan Pandangan Masa Depan
BACA JUGA:Manfaat Rutin Service CVT Motor yang harus Kamu Tau!
Penelitian ini tidak hanya menegaskan posisi Gunung Padang sebagai piramida tertua di dunia, tetapi juga membuka kemungkinan baru tentang bagaimana manusia prasejarah membangun dan memanfaatkan struktur megalitikum.