Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk pembalasan dendam, penaklukan wilayah, atau pengambilan kekuatan roh dari musuh.
Dalam tradisi ini, para pejuang Dayak akan menyerang desa-desa musuh dengan membawa senjata tajam seperti mandau, tombak, dan panah.
Mereka akan memenggal kepala musuh yang berhasil mereka bunuh dan membawanya pulang sebagai trofi.
BACA JUGA:Menghormati Suku Dayak, Penjaga Keindahan Alam dan Budaya Indonesia!
Kepala-kepala tersebut kemudian akan disimpan di rumah panjang atau rumah adat sebagai simbol kejayaan dan keberanian.
Tradisi ngayau sudah tidak dilakukan lagi oleh suku Dayak sejak abad ke-19, karena sudah dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda dan pemerintah Indonesia.
Demikianlah rangkuman artikel tentang ritual suku Dayak yang saya buat. Semoga bermanfaat.***