KORANPAGARALAMPOS.CO -Ini Bitcoin (BTC) Ambruk ke US$69.000 Pasca Rilis Data Pekerjaan AS; Rp6,69 Triliun Tersapu Likuidasi
Dalam sebuah pergerakan mengejutkan, harga Bitcoin (BTC) jatuh ke level US$69.000 pasca rilis data pekerjaan AS yang terbaru.
Data pekerjaan tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan, mengindikasikan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan.
Sementara berita ini umumnya positif untuk pasar saham, dampaknya berlawanan pada pasar mata uang kripto, terutama Bitcoin.
Peningkatan lapangan kerja di AS sering kali diartikan sebagai sinyal bahwa Federal Reserve mungkin akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
BACA JUGA:Ini Dia 8 Pilihan Dompet Bitcoin Terbaik untuk Aset Digitalmu
Ekspektasi kenaikan suku bunga ini cenderung menguatkan dolar AS dan membuat aset-aset non-produktif seperti emas dan Bitcoin menjadi kurang menarik bagi investor.
Akibatnya, banyak investor Bitcoin yang memilih untuk menjual aset mereka, selain penurunan harga, pasar kripto juga mengalami likuidasi besar-besaran.
Sekitar Rp6,69 triliun tersapu bersih dalam gelombang likuidasi yang dipicu oleh penurunan harga Bitcoin.
Likuidasi ini terjadi ketika harga Bitcoin jatuh ke titik di mana pemegang posisi leverage dipaksa untuk menutup posisi mereka, sering kali pada kerugian besar.
BACA JUGA:3 Altcoin Incaran Crypto Whale untuk Potensi Profit di Juni 2024
Likuidasi semacam ini memperparah tekanan jual dan mempercepat penurunan harga lebih lanjut.
Peristiwa ini menggarisbawahi volatilitas ekstrem yang masih melekat pada pasar kripto.
Meskipun Bitcoin telah mendapatkan legitimasi yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir, harga aset digital ini tetap sangat sensitif terhadap perubahan makroekonomi global.
Investor di pasar kripto perlu waspada terhadap perkembangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.