OLEH: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
Oliver Stone dan Brian De Palma pernah melahirkan karya-karya inspiratif. Dalam film "Platoon" dan "Casualties of War", dua sutradara terbaik Amerika Serikat (AS) ini, mendeskripsikan terowongan "Cu Chi", sebentuk 'labirin' 'hit & run' dalam pertempuran AS-Vietnam Utara dan Viet Cong.
"Cu Chi" (labirin) adalah sistem jalur yang rumit, berliku-liku, dan memiliki jalan buntu. Oliver Stone memberi 'scene', begitu sulitnya mengejar musuh di dalam "Cu Chi". Terutama saat unit kecil beranggotakan 2-3 orang melihat sekelebat tentara Viet Cong. Lalu menghilang di hitungan detik.
Dalam satu serangan tahun 1968, Pasukan Viet Cong (Front Pembebasan Nasional Vietnam Selatan), tiba-tiba muncul dari "Cu Chi" untuk menyerang dari jarak dekat pasukan AS di Kota Saigon (Ibukota Vietnam Selatan). "Munculnya seperti Hantu". Tiba-tiba datang dari jarak 'nol' kilometer. Tiba-tiba, sudah ada di belakang, di depan, dan di samping. Itu semua karena "Cu Chi".
BACA JUGA:Siap Keluarkan Keputusan Calon Diusung
Pasukan Vietcong, membangun 'labirin' ini selama bertahun-tahun. Menyadari, tak mungkin melawan AS lewat cara konvensional, karena persenjataan Vietnam tidaklah sebanding dengan negara 'superpower' itu. Labirin berkelok-kelok dan membingungkan musuh, dibangun oleh Viet Cong dengan panjang 200 Kilometer.
Konsep dan strategi pertempuran yang dijalani oleh Vietnam Utara lewat Viet Cong, dan akhirnya membuat AS mundur dari Vietnam Selatan tahun 1975. Kini, sepertinya di 'imitasi' oleh pejuang Hamas Palestina.
Suatu kali, Komandan Pasukan AS di Vietnam, Jenderal Westmoreland memberi tahu Senator Fritz Hollings, seperti di tulis dalam buku "Same As Ever" (2023) karya Morgan Housel, "Kami membunuhi orang-orang itu (Viet Cong), dengan rasio 10 bertanding satu".
Menimpali itu, pemimpin kharismatik Vietnam, Ho Chi Minh mengatakan,"Kalian membunuh 10 orang Kami, dan Kami membunuh satu orang kalian. Namun, kalianlah yang akan capek duluan,".
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi dan Kesiapan Pengawas Pemilu
Singkat cerita Oliver Stone dan Brian De Palma, secara 'fair' memberi pemahaman "fair play" tentang realitas pertempuran yang sulit bagi AS di Vietnam. Sikap heroik pasukan Vietnam, walau tak kurang dari satu juta rakyatnya terbunuh, opini publik dunia berkonklusi, Vietnam memenangi pertempuran.
Skandal "Watergate" yang membuat Presiden AS Richard Nixon mundur lebih cepat (Agustus 1974), dari kekalahan AS di Vietnam (April 1975). Secara implisit melepaskan Nixon, dari rasa bersalah, dan mewariskan kekalahan AS atas Vietnam, kepada penggantinya, Presiden Gerald Ford.
Meskipun jumlah yang tewas tak sebanding. Tentara AS mengalami kerugian 56.000 orang tewas, dan 2.000 orang lagi "missing in action" (MIA/hilang). Sementara di pihak Vietnam hampir satu juta orang terbunuh, jumlah itu tidaklah 'linear' dengan kemenangan.
Hari ini, kita juga dikejutkan oleh sejenis "Cu Chi" ala Hamas, yang telah memanjangkan durasi pertempuran Israel-Hamas, sejak serangan lintas batas bersandi "Banjir Al Aqsa" 7 Oktober 2023.