Semua peralatan elektroniknya didatangkan dari perusahaan Telefunken Jerman.
Transmitter berkekekuatan 2.400 KW dan diklaim menjadi transmitter terkuat di dunia yang pernah dibuat pada masa itu.
Digunakannya teknologi 'busur listrik' untuk pemancar telegraf dan telepon radio, yang membutuhkan tenaga 750 Volts dan daya 1 MA untuk membangkitkan ribuan kilowatt gelombang radio dengan panjang gelombang 20 kilometer sampai 75 kilometer.
Belanda juga membangun terowongan Belanda untuk membangun Stasiun Radio Komunikasi.
BACA JUGA:Tempat-Tempat Wisata Murah di Magetan untuk Liburan Seru dan Hemat!
Pembangunan ini sebagai pengganti Radio Malabar di Gunung Puntang yang berada di wilayah tak terlindung dari serangan udara.
Hingga saat ini Goa Belanda dapat dimasuki dengan aman.
Sayang sekali, kini stasiun radio yang disebut-sebut sebagai stasiun radio terbesar tersebut sudah tidak bisa dilihat lagi.
Bahkan reruntuhan bangunanya hampir tidak bisa ditemukan lagi.
BACA JUGA:Menjelajahi Indonesia, Destinasi Wisata Paling Memacu Adrenalin!
Hanya dataran luas yang dulu dijadikan pemukiman warga dan tembok-tembok sisa bangunanlah yang tersisa.
Tetapi hal yang tersisa tersebut juga hampir tidak terlihat dikarenakan sudah tertutupi oleh tumbuhan-tumbuhan liar.
Untuk harga tiket masuk wisata, hanya perlu mengeluarkan uang Rp. 25.000 saja untuk satu orang.
Jika tidak berniat berkemah di kawasan Bumi Perkemahannya, bisa menginap di villa-villa yang ada di sekitar wisata.
BACA JUGA:Lezatnya Kuliner Cilandak, 6 Makanan Khas yang Harus Dicoba
Villa yang ada di sana memiliki konsep pondok penginapan yang menawarkan harga mulai dari Rp. 150.000. *