Marquis juga merekrut Caine (Donnie Yen), seorang pembunuh bayaran buta yang sejatinya merupakan mantan rekan dari John Wick.
BACA JUGA:Median Jalan, Taman dan U-Turn di Pusat Kabupaten Muratara Diperbaiki
Setelah berusaha mati-matian mempertahankan dirinya dan selamat dari kejaran Marquis, John Wick menyadari bahwa satu-satunya cara untuk lepas dari cengkraman the High Table adalah dengan menantang Marquis dalam duel hidup dan mati.
Jika John Wick menang, The High Table akan menepati janjinya dan John Wick tidak lagi menjadi target operasi.
Apa pun hasilnya, sang baba yaga John Wick tahu bahwa dia telah meninggalkan kehidupan yang baik sejak lama.
Tema aturan dan konsekuensi memang amat ditekankan dalam film ini.
Sesuai kata Winston, "Kita hidup dalam aturan, karena tanpa aturan kita tidak berbeda dengan hewan."
John Wick tahu betul bahwa apa yang dialaminya kali ini merupakan konsekuensi dari kehidupan lamanya.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Perkuat Sinergi dengan Kadin
Bahkan, kini nyawanya dipertaruhkan lebih dari sekadar balas dendam anjingnya yang tewas ditembak di film pertama.
Film ini juga menjawab pertanyaan dari penonton selama ini, sebegitu pentingnya kah membunuh John Wick?
Rupanya High Table memang menganggap John Wick bukan sekadar sebagai satu manusia (lebih tepatnya satu pembunuh bayaran) belaka, melainkan sebagai idealisme atau gagasan pembangkangan terhadap aturan ketat yang mereka terapkan.
Mereka tidak ingin kenyamanan memimpin organisasi bawah tanah itu dirusak oleh John Wick-John Wick lainnya.
BACA JUGA:Ciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat
John Wick: Chapter 4 juga berhasil menghidupkan karakter baru, sekaligus mengeksplorasi sosok John Wick dan karakter pendukung lainnya.
Kita akan mengetahui bahwa Winston bukanlah sekadar manajer hotel dan pebisnis cerdik semata, melainkan sosok yang begitu menghormati John Wick.