KORANPAGARALAMPOS.CO - Dalam perkembangan teknologi yang begitu pesat, ChatGPT telah menjadi salah satu inovasi paling revolusioner dalam bidang kecerdasan buatan.
Namun, sebuah laporan terbaru mengungkap sisi gelap di balik kesuksesan besar ini.
Pencipta ChatGPT, yang selama ini dipuja sebagai jenius di balik kemajuan AI, ternyata memiliki keterkaitan erat dengan berbagai krisis yang terjadi belakangan ini.
Jejak Bobrok di Balik Layar
BACA JUGA:Mantap Jiwa! Harga Pi Network Hari Ini Tembus 41 USD, Bitcoin di Angka Rp1 Miliar
ChatGPT, dikembangkan oleh OpenAI, dianggap sebagai terobosan dalam cara manusia berinteraksi dengan mesin.
Kecerdasan buatan ini mampu memahami dan merespon pertanyaan dengan sangat manusiawi, membantu berbagai sektor mulai dari pelayanan pelanggan hingga pendidikan.
Namun, seiring dengan popularitasnya yang meningkat, muncul laporan-laporan yang mengaitkan penciptanya dengan berbagai praktik yang dipertanyakan.
Sumber Krisis, Koneksi yang Tidak Terduga
BACA JUGA:Negara Ini Diramal Kaya Raya Berkat Bitcoin, Begini Mulanya
Investigasi mendalam mengungkap bahwa beberapa pemimpin di balik pengembangan ChatGPT memiliki keterlibatan dengan perusahaan dan inisiatif yang kontroversial.
Misalnya, ada indikasi bahwa dana yang digunakan untuk riset dan pengembangan AI ini berasal dari sumber-sumber yang kurang etis, termasuk perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan eksploitasi sumber daya alam.
Lebih jauh lagi, beberapa kebijakan internal perusahaan pengembang ChatGPT terindikasi mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kontraktor mereka.
Terdapat laporan mengenai kondisi kerja yang buruk dan tekanan untuk menghasilkan produk secepat mungkin, yang menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik para pekerja.
BACA JUGA:Bikin Geleng-geleng, Investor dari Amerika Borong 70 Ribu Bitcoin