Media mencatat: kita kembali punya tiga pasangan capres-cawapres. Kembali boros. Kembali berlarut. Memperpanjang ketidakpastian.
Media TIDAK mencatat: benarkah Jokowi masih punya usaha terakhir: yakni menggabungkan Prabowo (capres) dan Ganjar (cawapres). Rumornya sangat luas. Tapi tidak ada catatan di media apakah itu benar. Apalagi Ganjar sudah telanjur naik pelaminan sebagai capres.
Kesadaran media sebagai pencatat sejarah terlihat menurun. Jangan-jangan ini akibat pengaruh medsos yang serbainstan.
Jangan-jangan medsos juga yang membuat orang lupa salah satu fungsi media adalah pencatat sejarah. Media seolah sudah berubah menjadi alat fitnah –fitnah yang dahsyat. Padahal fitnah lebih kejam daripada bukan fitnah. (*)