KORANPAGARALAMPOS.CO - Banyak orang menganggap rokok elektrik alias vape lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional.
Namun, studi-studi terbaru mengungkap bahaya tersembunyi dari vape.
Vaping merupakan merokok vape menggunakan alat elektronik yang menghasilkan uap yang dihirup penggunanya.
Proses pemanasan vape diketahui dapat menghasilkan zat-zat kimia yang bersifat karsinogenik.
BACA JUGA:Tak Perlu Insecure! Berikut Ini 7 Cara Alami Menghilangkan Flek Hitam di Wajah
Dalam studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Tobacco Control disebutkan, remaja yang rutin vaping beresiko besar terpapar metal berbahaya seperti timah dan uranium.
Dalam jangka panjang paparan kedua zat metal tersebut bisa mempengaruhi perkembangan organ dan otak.
Remaja merupakan kelompok umur yang paling banyak menggunakan vape.
Data di Amerika menunjukkan, 14 persen anak SMA rutin vaping, sedangkan pada anak tingkat SMP angkanya mencapai 3 persen.
BACA JUGA:Wajah Penuh Kusam? Lakukan 5 Tips Rahasia Kulit Bersih Bebas Flek Hitam
Sebuah studi juga menunjukkan beberapa metal berbahaya ditemukan pada aerosol atau uap rokok elektronik dan juga cair (liquids).
Paparan zat kimia ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan perkembangan, gangguan perilaku, masalah pernapasan, hingga penyakti jantung pada anak.
Pada studi terbaru ini tim peneliti menguji apakah frekuensi vaping dan perasanya berkorelasi dengan kadar metal toksik.
Penelitian yang diuji adalah Wave 5 yang menganalisis respon dari 1607 remaja berusia 13-17 tahun.
BACA JUGA:Tak Perlu Cemas, Inilah 7 Cara Tepat Menghadapi Asma Kambuh Pada Anak dan Dewasa