KORANPAGARALAMPOS.CO - Melansir Business Times, Kamis, 16 Maret 2024, data awal Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang menunjukkan perekonomian Jepang menyusut 2,0 persen secara tahunan pada Januari-Maret dibandingkan kuartal sebelumnya.
Capaian ini di atas penurunan 1,5 persen yang terlihat dalam jajak pendapat para ekonom Reuters.
Angka ini mengikuti pembacaan yang positif pada kuartal keempat.
Angka tersebut berarti kontraksi triwulanan sebesar 0,5 persen atau melemah dibandingkan penurunan 0,4 persen yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
BACA JUGA:Nggak Usah Bingung, Ini 5 Platform Toko Bitcoin Digital
Konsumsi swasta turun 0,7 persen, dibandingkan penurunan 0,2 persen yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.
Penurunan ini merupakan yang keempat berturut-turut, penurunan terpanjang sejak 2009.
Belanja modal, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan yang didorong oleh permintaan swasta, turun 0,8 persen pada kuartal pertama.
Dibandingkan penurunan sebesar 0,7 persen yang terlihat oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, meskipun pendapatan perusahaan cukup besar.
BACA JUGA:Harga Bitcoin Mungkin Menguat Pasca Halving Day, Apa yang Harus Diketahui Investor
Permintaan eksternal, atau ekspor dikurangi impor, turun 0,3 poin persentase dari perkiraan PDB kuartal pertama.
Para pengambil kebijakan mengandalkan kenaikan upah dan pemotongan pajak penghasilan mulai bulan Juni untuk membantu memacu konsumsi yang lesu.
Hambatan pertumbuhan ekonomi Jepang
Hambatan pertumbuhan akibat gempa bumi di kawasan Noto tahun ini dan penghentian operasi unit Daihatsu Toyota juga diperkirakan akan memudar.
BACA JUGA:Apa yang Terjadi pada Harga Bitcoin Setelah Halving Day?, Simak Ini Penjelasanya