KORANPAGARALAMPOS.CO - Ratu Shima merupakan salah satu penguasa dari Kerajaan Kalingga.
Dalam buku "Perempuan - Perempuan Tangguh Penguasa Tanah Jawa" karya Krishna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad, diceritakan bahwa Ratu Shima memerintahkan pembangunan ratusan candi di wilayah Adi Hyang, yang kini dikenal sebagai Dieng, di Jawa Tengah.
Pembangunan ini bukan hanya sekadar proyek arsitektural, tetapi juga simbol kekuatan dan kebesaran agama Hindu di wilayah tersebut.
Pembangunan Candi di Wilayah Adi Hyang
Wilayah Adi Hyang, yang berada di dataran tinggi Dieng, menjadi saksi dari kebesaran era pemerintahan Ratu Shima.
BACA JUGA:Mengisi Liburan dengan Berkemah dan Memancing di Wisata Parang Gombong!
Berdasarkan catatan sejarah, sekitar 400 candi dibangun di sana, mengindikasikan kemajuan teknologi dan seni arsitektur pada masa itu.
Pembangunan candi-candi ini dimulai sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8, mencerminkan dedikasi Ratu Shima dalam memajukan kebudayaan dan agama Hindu.
Dieng, yang dalam bahasa Jawa kuno berarti "tempat para dewa", menjadi pusat spiritual yang penting. Kompleks candi di Dieng adalah salah satu peninggalan tertua dari peradaban Hindu di Jawa, menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan agama Hindu.
Ratu Shima dan Agama Hindu
Ratu Shima dikenal sebagai penganut Hindu Siwa yang taat. Pada masa pemerintahannya, agama Hindu mencapai puncak kejayaannya di Jawa Tengah.
BACA JUGA:Wisata Pantai di Lampung, Menyelami Kecantikan Alam yang Tiada Tanding!
Pembangunan candi-candi Hindu di Dieng semakin menguatkan bahwa Ratu Shima berperan penting dalam menyebarkan dan memajukan agama Hindu.
Salah satu alasan utama mengapa rakyat begitu menghormati Ratu Shima adalah dedikasinya terhadap pembangunan spiritual dan moral masyarakatnya melalui agama Hindu.
Pemerintahan Ratu Shima kontras dengan masa pemerintahan Raja Sailendra yang lebih condong ke agama Buddha. Meskipun begitu, perbedaan ini tidak menimbulkan konflik besar, melainkan memperkaya keragaman budaya dan agama di Jawa.