Simak penjelasan lengkapnya berikut.
BACA JUGA:Makanan Bersejarah, Memasak dan Menikmati 9 Kuliner yang Mengisahkan Kisah Zaman Lampau
BACA JUGA:Selusin Sajian Sejarah, Mencicipi 7 Kuliner yang Membawa Aroma dan Rasa dari Masa Lampau
Akhir abad ke-17, terdapat seorang saudagar Belanda kaya raya bernama Cornelis Chastelein yang membeli tanah Depok seluas 12,44 km2 dengan harga Rp 2,4 juta.
Tanah ini berstatus partikelir, bukan termasuk dari kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.
Pada abad ke-18, Depok adalah wilayah administratif yang memiliki gemeente bestuur atau pemerintah sipi.
Chastelein menjadi penguasa pertama dan pendiri Depok.
BACA JUGA:Kamu Baru Putus Cinta? Jangan Takut Atasi 5 Tips Untuk Cepat Move On dan Memulai Babak Baru
BACA JUGA:Lagi Cari Pacar? Lakukan 5 Tips Praktis Untuk Menemukan Pasangan Yang Cocok
Ketika itu, wilayah Depok masih berupa hutan belantara.
Dengan bantuan para budaknya yang beradal dari berbagai suku daerah, Chastelein membabat hutan untuk membuka lahan garapan.
Cakupan wilayah Depok sangat luas, mulai dari seluruh kawasan Depok sekarang, Pasar Minggu di Jakarta Selatan, hingga Gambir di Jakarta Pusat.
Para penduduk pertama yang mendiami Depok adalah para budak milik Chastelein.
BACA JUGA:Mau Cepat Dapat Momongan? Atasi 5 Tips Strategi Untuk Mempercepat Proses Kehamilan
BACA JUGA: Ingin Punya Rumah Sendiri? Lakukan 6 Tips Langkah-Langkah Menuju Rumah Impian
Depok memiliki presiden pertama pada tahun 1913 dengan nama pemerintahan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok.