Perang Israel-Hezbollah Meluas?

KEMATIAN NASRALLAH--Net

OLEH: Sabpri Piliang

 

Konflik Israel-Hezbollah (Lebanon Selatan) tak akan pernah berhenti sampai kapan pun.

Selagi tak ada "wasit" berkredibilitas, tak ada pelerai yang disegani, tak ada VAR (video assistant  referee) yang akurat,  seperti dalam permainan sepak bola. Konflik se-umur hidup Israel-Hezbollah, akan terus berlangsung. 

Pemukulan 'refree' hingga pingsan oleh pemain (resolusi di-cuekin). Atau adu jotos antar-pemain (baca; Israel dengan: Hezbollah, Hamas, Houthi, Iran), terus akan berlangsung. Wasit yang hanya ingin memenangkan satu pihak. Wasit yang hanya mendesak perdamaian 'un-fairplay'. Sama dengan menutup mata pada substansi apa yang menjadi inti konflik.

Perdamaian yang tidak 'equal'. Hanya melahirkan perdamaian nisbi.

Upaya melerai, hanya kepura-puraan belaka. Perdamaian yang digagas, adalah perdamaian berbau "pressure", yang klausulnya akan mengalami stagnasi. Tak ada pilihan bagi yang diperlakukan tidak adil. Melawan, atau diam sama saja. Mati!

BACA JUGA:Ronaldo Miliki Selebrasi Baru

Kematian demi kematian para pemimpin Hezbollah, seperti terbunuhnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hezbollah, Sayyed Hasan Nasrallah (kemarin). Bukanlah satu tragedi bagi Hezbollah. Nasrallah yang sangat "disayangi" Iran, adalah musibah kedua 'tertinggi' bagi Hezbollah, oleh serangan Israel. 

Sekjen sebelum Nasrallah, Abbas Al-Musawi juga terbunuh oleh serangan Helikopter Israel (1992). Tewasnya Sekjen ke-2 (Sayyed Hasan Nasrallah Sekjen ke-3) waktu itu, mengundang reaksi keras dari Hezbollah. Menyerang dengan roket ke Israel, Hezbollah melanjutkan pembalasan.

Puncak pembalasan Hezbollah atas pembunuhan Sekjen ke-2 (Abbas Al-Musawi) oleh Israel. Adalah serangan bom bunuh diri ('suicide') pada kedutaan besar Israel di Buenos Aires (Argentina). Serangan yang menewaskan 29 orang ini, berlanjut dengan Bom bunuh  diri (bom mobil) pada kedutaan Israel di Turki.

Israel versus Hezbollah, setelah kematian Nasrallah dan Musawi. Seperti dalam pertarungan "carok", tak akan berhenti. Nyawa dibayar nyawa. Sampai "mati", sampai darah berceceran di sepanjang aliran Sungai Litani. Membelah Lebanon sepanjang 140 kilometer. Sungai yang bermuara di Lembah Bekaa yang subur ini, adalah nafas bagi Hezbollah.

BACA JUGA:PSBS Biak Permalukan Persik Kediri

Banyak analis menduga. Pembalasan atas kematian Sayyed Hassan Nasrallah,  akan bermodus sama dengan pembalasan atas kematian Sekjen terdahulu Abbas Al- Musawi. Harian "Jerusalem Post" (28/9) yang terbit di Israel, mensitir hal itu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan