KORANPAGARALAMPOS.COM - Tenun ikat Nusa Tenggara bukan sekadar kain tradisional tetapi karya seni yang memadukan keindahan warna dan makna budaya.
Setiap helai benang ditenun dengan ketelitian dan kesabaran yang diwariskan dari generasi ke generasi di tanah timur Indonesia.
Hasilnya adalah kain yang bukan hanya indah dipandang tetapi juga menyimpan kisah panjang tentang identitas dan jati diri bangsa.
Tidak heran jika tenun ikat kini menjadi simbol kebanggaan yang mulai mendapat perhatian besar di kancah internasional.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Lampung, Negeri Seribu Pesona dengan Alam dan Budaya yang Menawan
Proses pembuatan tenun ikat memerlukan waktu berhari hari bahkan berminggu minggu tergantung pada kerumitan motifnya.
Semua dikerjakan secara manual menggunakan alat tenun bukan mesin dan pewarna alami dari tumbuhan sekitar.
Warna merah dari akar mengkudu biru dari daun tarum hingga cokelat dari kulit kayu menjadi ciri khas yang alami dan berkarakter.
Keaslian inilah yang membuat setiap kain tenun memiliki nilai tinggi dan menjadi koleksi berharga bagi para pecinta budaya.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Kediri: Perpaduan Alam, Sejarah, dan Budaya yang Memikat
Motif tenun ikat Nusa Tenggara tidak dibuat asal tetapi memiliki filosofi mendalam yang mencerminkan kehidupan masyarakatnya.
Ada motif yang menggambarkan alam seperti gunung laut dan hewan yang dianggap sakral dalam kepercayaan lokal.
Ada pula motif yang melambangkan hubungan manusia dengan leluhur dan rasa syukur terhadap kehidupan yang diberikan.
Setiap daerah memiliki corak dan warna berbeda membuat setiap tenun menjadi unik dan tidak bisa disamakan satu sama lain.
BACA JUGA:Angklung, Alat Musik Bambu Warisan Budaya Dunia