Pemerintah perlu meninjau kembali syarat-syarat tersebut dan memastikan bahwa mereka memfasilitasi pengajuan untuk berbagai lapisan masyarakat.
4. Tantangan dalam Proses Verifikasi dan Pendaftaran
Data menunjukkan bahwa dari 10.167 motor listrik yang terverifikasi dan dalam proses pendaftaran, hanya 4.148 unit yang telah tersalurkan.
Tantangan dalam proses verifikasi dan pendaftaran mungkin menjadi salah satu alasan utama di balik rendahnya angka ini.
Pemerintah perlu memastikan bahwa proses administratif menjadi lebih efisien dan tidak memakan waktu, sehingga lebih banyak pemohon dapat segera menikmati manfaat subsidi.
5. Kurangnya Kesadaran akan Target Pemerintah
Meskipun pemerintah memiliki target ambisius untuk menyubsidi 200 ribu unit motor listrik sampai akhir 2023, tampaknya sebagian besar masyarakat belum menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam mencapai target tersebut.
Pemerintah perlu meningkatkan kesadaran akan urgensi mengadopsi motor listrik dan bagaimana hal ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan perekonomian nasional.
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Indonesia Mengadopsi Mobil Listrik, Begini Penjelasan Lengkapnya!
6. Persepsi Terhadap Ketersediaan Infrastruktur Pengisian
Ketersediaan infrastruktur pengisian daya juga menjadi faktor kunci dalam keputusan konsumen untuk beralih ke motor listrik.
Masyarakat perlu diyakinkan bahwa infrastruktur pengisian daya sudah memadai dan mudah diakses di berbagai lokasi.
Pemerintah harus bermitra dengan sektor swasta untuk memastikan perkembangan infrastruktur ini sesuai dengan pertumbuhan penggunaan motor listrik.
BACA JUGA:Peluncuran Resmi Triumph Thruxton 400 Tahun Depan, Yuk Intiip Kecanggihannya!
7. Tantangan di Masa Pandemi